Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Transisi Energi Terus Meluas, Dinamika di Setiap Negara Berbeda

Transisi Energi Terus Meluas, Dinamika di Setiap Negara Berbeda Kredit Foto: Antara/Anis Efizudin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Senior Associate Agora Energiewende Jerman, Philipp Litz mengungkapkan transisi energi yang belakangan terjadi secara masif memiliki kemiripan pola. Namun di sisi lain memiliki sejumlah perbedaan terutama dalam hal kesediaan sumber daya alam. Sedangkan dari sisi persamaan memunculkan sejumlah pertanyaan kepada kebijakan operator listrik di semua negara.

“Seperti membandingkan hal mendasar dan perbedaan seperti bagaimana pembiayaan? Bagaimana menjamin suplai? Bagaimana manfaat ekonomi sosial?” katanya dalam webinar Praktek Penghapusan Penggunaan Batubara di Jerman dan Pelaksanaan Praktis di Australia dalam Mendukung Transisi Energi di Indonesia, Selasa (26/10/2021).

Baca Juga: PTPN Group Manfaatkan Biomassa Sawit sebagai Sumber Energi Terbarukan

Di Indonesia misalnya, Philipp menyebut target capaian netral karbon dicapai pada 2060. Hal tersebut berdasarkan yang diungkapkan oleh PLN tentang tidak adanya pembangkitan listrik berbahan bakar batubara dengan melakukan penghentian pengoperasian.

Di sisi lain, pangsa pasar batubara mengalami penurunan hingga 62 persen. Di sisi llain tantangan yang lain dihadapi adalah Indonesia sebagai salah satu negara eksportir batubara terbesar dunia, pada 2019 memiliki kontribusi penyediaan lapangan kerja sebanyak 50 ribu orang yang menggantungkan pada industri pertambangan batubara.

Sedangkan di Jerman yang memiliki target netral karbon pada 2045, penggunaan energi fosil batubara terus mengalami penurunan secara signifikan. Di sisi lain penggunaan energi baru terbarukan (EBT) terus mengalami kenaikan sebesar 10 persen.

Sementara itu peran di sektor ketenagakerjaan batubara terus mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir. Hal tersebut terjadi seiring dengan mulai ditutupnya sebanyak 9 PLTU. Hal tersebut selaras dengan rencana penghentian pengoperasian bahan bahar fosil batubara yang direncanakan akan terjadi pada 2028.

“Sedangkan Australia di beberapa wilayah masyarakat yang menghentikan industri batubara memberikan kompensasi dan insentif agar mendukung perekonomian masyarakat di wilayah tersebut,” terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: