Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penelitian NBER: 11.000 Entitas Mewakili 55% Volume Jaringan Bitcoin

Penelitian NBER: 11.000 Entitas Mewakili 55% Volume Jaringan Bitcoin Kredit Foto: Unsplash/André François McKenzie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Para peneliti telah menemukan bahwa sekitar 11.000 entitas bertanggung jawab atas lebih dari setengah volume on-chain Bitcoin (BTC).

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) pada hari Kamis (21/10) lalu, 11.043 entitas on-chain mewakili 55% dari volume pada jaringan Bitcoin. Pertukaran cryptocurrency diperkirakan mencapai tiga perempat volume on-chain.

Baca Juga: 200 ATM Bitcoin Telah Dipasang di Kios Walmart, Rencanakan 8.000 ATM ke Depannya

Laporan tersebut menemukan bahwa 1.000 investor terbesar teratas mengendalikan sekitar 3 juta BTC atau 15,9% dari Bitcoin yang beredar, sementara 9.000 investor terbesar berikutnya memegang sekitar 2 juta BTC gabungan atau 10,6% dari Bitcoin yang beredar.

Penulis laporan tersebut juga menyimpulkan bahwa jaringan tetap sangat terpusat meskipun ada lonjakan investor baru yang tertarik oleh pasar bull 2021 BTC, dengan menyatakan:

"Ekosistem Bitcoin masih didominasi oleh pemain besar dan terkonsentrasi, baik itu penambang besar, pemegang Bitcoin, atau bursa."

Namun, penelitian ini juga mencatat bahwa pemegang Bitcoin individu saat ini mewakili 8,5 juta BTC atau 45,1% dari pasokan.

NBER juga mengidentifikasi konsentrasi yang signifikan dalam sektor pertambangan Bitcoin, memperkirakan bahwa 10% dari penambang mengendalikan 90% dari tingkat hash global. Laporan tersebut menambahkan bahwa sekitar 50 penambang (sekitar 0,1% dari jaringan) menguasai 50% dari total kekuatan hashing jaringan Bitcoin.

Sementara NBER mengeklaim sentralisasi tingkat hash menempatkan jaringan Bitcoin pada risiko yang signifikan dari serangan 51%, laporan tersebut tidak menawarkan situasi hipotetis di mana penambang top dunia akan diberi insentif untuk meluncurkan serangan ke jaringan.

Menurut Indeks Konsumsi Listrik Bitcoin (BECI) Universitas Cambridge, distribusi global kekuatan hash telah meningkat secara signifikan sejak September 2019, ketika pangsa China memuncak pada 75,5%.

Sementara tindakan keras baru China terhadap penambang Bitcoin domestik telah dikreditkan dengan mendorong eksodus penambang baru-baru ini yang mencari listrik murah di Amerika Utara, Asia Tengah, dan Eropa Timur, data BECI menunjukkan bahwa kekuatan hashing China telah turun 40% sebelum tindakan kerasnya pada April.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: