Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hasto Ungkit Kecurangan Pemilu 2009, Jawaban Demokrat Telak Banget: Kan Kader PDIP!

Hasto Ungkit Kecurangan Pemilu 2009, Jawaban Demokrat Telak Banget: Kan Kader PDIP! Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Bakomstra Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra memberikan jawaban telak atas pernyataan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang mengungkit kecurangan pemilu 2009 yang dimenangkan Partai Demokrat.

Herzaky mengaku heran dengan tudingan tersebut, sebab Hasto berbicara tanpa menunjukan bukti yang kuat.

Dia menegaskan, yang curang dan mencoba memanipulasi hasil pemilu justru PDI Perjuangan itu sendiri. Buktinya kader partaibesutanMegawati Soekarno Putri yakni Harun Masiku terbukti menyuap komisioner KPU pada pemilu 2019 lalu. Baca Juga: Orang Demokrat ke PDIP: Indosat Dijual di Era Megawati, Garuda Bangkrut di Era Jokowi, Camkan Hasto!

"Lagi pula, kalau bahas-bahas kecurangan pemilu, jelas-jelas yang tertangkap tangan sedang menyuap komisioner KPU itu kan kader PDIP di Pemilu 2019. Apalagi, salah satu kadernya, Harun Masiku, masih buron sampai dengan saat ini," kata Herzaky ketika dikonfirmasi Populis.id, Rabu (27/10/2021).

Herzaky menegaskan, pada Pemilu2009 yang dimenangkan partai Demokrat tak ada sedikitpun kecurangan pemilu yang ditemukan. Dia lantas meminta Hasto untuk memutarbalikan fakta.

"Kalau Pemilu 2009, tidak ada kasus seperti itu. Jangan memutar balikkan fakta. Rakyat juga tahu. Belum lagi kalau bahas-bahas bansos, jelas-jelas yang tertangkap basah korupsi bansos di kala pandemi, kan Juliari Batubara, kader PDIP. Bukan Demokrat," tegasnya.

Lebih lanjut Herzaky meminta Hasto untuk berhenti menyerang SBY dengan narasi yangtak didukung fakta yang kuat, dimana pernyataan kontroversial itu kerap menjadi konsumsi publik. Baca Juga: Rizal Ramli Siap Bantu Jokowi Selamatkan Garuda, Tapi Syaratnya Nggak Main-main, Berat Banget

"Saran kami, mari kita isi ruang publik, dengan narasi-narasi positif berdasarkan data dan fakta, untuk ikut mengedukasi dan memberikan teladan untuk masyarakat. Jangan malah ikut-ikut menyebarkan tuduhan tak berdasar, apalagi kabar bohong dan fitnah," pintanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: