Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Puskopontren Jabar Kembangkan Alat Tukar Digital untuk Santri

Puskopontren Jabar Kembangkan Alat Tukar Digital untuk Santri Kredit Foto: Biro Adpim Setda Pemprov Jabar
Warta Ekonomi, Bandung -

Pusat Koperasi Pondok Pesantren (Puskopontren) Jawa Barat tengah mengembangkan alat tukar digital khusus santri yang dapat mendukung ekonomi pondok pesantren maupun santri di Jabar.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, menerangkan berdasarkan data dari Kementerian Agama (Kemenag), ada sekitar delapan ribu pondok pesantren di Jawa Barat dengan santri yang hampir mencapai 5 juta orang. Banyaknya pondok pesantren dan santrinya tersebut, menjadi peluang untuk menggerakan ekonomi pesantren secara mandiri.

Baca Juga: Jabar Belajar Pemulihan Ekonomi dari Jepang

"Daripada peluang itu diambil orang lain, lebih baik dimaksimalkan oleh koperasi pesantren. Pesantren harus mandiri dalam hal ekonomi," kata Uu disela-sela Rapat Anggota Tahunan (RAT) Puskopontren Jawa Barat tahun 2020 Balai Pelatihan Tenaga Koperasi dan UMKM Provinsi Jabar, Jln. Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu (27/10/2021).

Kendati memiliki potensi ekonomi yang besar, pesantren belum digarap secara maksimal hingga saat ini sehingga dibutuhkan instrumen khusus dengan memanfaatkan teknologi digital saat ini.

Melihat perkembangan tersebut, Sekjen Puskopontren Jabar, Yoga Udayana, mengatakan bahwa pihaknya menargetkan satu juta santri yang akan menjadi pengguna alat tukar digital tersebut di tahun pertama. Dengan demikian, pesantren-pesantren di Jawa Barat memiliki kemandirian ekonomi.

"Kami melihat bahwa di lingkungan santri atau pesantren ada potensi atau instrumen ekonomi, tapi tidak ada yang menggarap secara keseluruhan. Maka, ini perlu dibangun sesuai dengan kondisi saat ini, yakni digitalisasi," ungkapnya.

Menurutnya, potensi ekonomi yang berada di sekitar lingkungan pondok pesantren perlu dioptimalkan, dalam rangka menyejahterakan santri maupun masyarakat pondok pesantren sendiri.

Dia mencontohkan untuk kebutuhan beras saja, dalam satu bulannya mencapai 13 ton untuk ribuan pondok pesantren di Jawa Barat. Namun, pemenuhan kebutuhan itu dipenuhi sendiri oleh masing-masing pesantren.

"Jadi akan dilakukan terlebih dahulu konsolidasi produk dengan sistem manajemen ekonomi digital. Karena kami melihat sekarang sudah tidak usah belanja ke warung, tinggal pesan di marketplace. Itu akan dicoba diterapkan di lingkungan pesantren," jelasnya.

Yoga menyebutkan bahwa pihaknya kini sedang mempersiapkan database awal untuk merealisasikan rencana mandiri ekonomi tersebut. Berdasarkan data yang dimilikinya, saat ini ada 1 juta santri di Jawa Barat.

"Kami seleksi Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) pelopor dulu, kira-kira sekitar seribu santri dari 53 Kopontren di Jawa Barat. Nanti setelah database selesai, selanjutnya akan dilakukan pembinaan santri IT untuk dijadikan sebagai operatornya," jelasnya.

"Kemudian kami ke Bank Indonesia (BI), OJK, karena harus ada izin dan pengawasan dari mereka. Insfrastrukturnya juga disiapkan, ada ahli-ahli IT. Lalu dari sini nanti berkembang ke Santri mart dan lain sebagainya sehingga akan terjadi perputaran dari santri, oleh santri, dan untuk santri. Manfaatnya untuk semua," tutup Yoga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: