Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Evaluasi Penanganan Covid-19 dan Optimalisasi Anggaran Program PEN

Pemerintah Evaluasi Penanganan Covid-19 dan Optimalisasi Anggaran Program PEN Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sepanjang tahun 2021, pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN). Program-program Pemerintah telah tersalurkan kepada masyarakat sebagai penerima manfaat. Dalam sisa waktu di tahun 2021, Pemerintah terus mengejar target yang ditetapkan dalam penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi.

Menteri Perekonomian/Ketua Komite PC PEN, Airlangga Hartarto memaparkan dalam konperensi pers bersama Menteri Kesehatan, Wakil Menteri Keuangan dan Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Selasa (26/10/2021) yang juga disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden. Secara umum, Airlangga menjelaskan bahwa realisasi anggaran penanganan COVID-19 dalam klaster Kesehatan mencapai 54,3%, Perlindungan Sosial 67%, Program Prioritas 57,7%, Dukungan UMKM dan Korporasi 38,9% dan klaster Insentif Usaha 96,7%. 

Baca Juga: Strategi Sosial jadi Kunci Vaksin COVID-19 bagi Masyarakat Adat

Lalu, pemerintah memperluas program Bantuan Subsidi Upah (BSU) dengan target penerima sebanyak 8.783.350 dengan DIPA Rp8,7 triliun dan terdapat sisa dana BSU Rp1.791.477 000.000 sehingga dapat memperluas penerima BSU sesuai usulan Kementerian Tenaga Kerja. “Tentu ini diharapkan dapat dilaksanakan dan tidak ada perubahan dari kriteria penerima. Dengan sisa anggaran ini akan ada perluasan 1,6 juta sasaran pekerja, dan ini jumlah anggarannya Rp1,6 triliun,” Airlangga menjelaskan. 

Pemerintah juga akan menambah atau top up kartu sembako. Top up kartu sembako ini akan menggunakan dana optimaliasi di Kementerian Sosial (Kemensos) dimana untuk November dan Desember dilakukan untuk 3 bulan, masing-masing Rp300 ribu pada 35 kabupaten/kota prioritas, terutama untuk penanganan kemiskinan ekstrem.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan terkait vaksinasi akan terus dipercepat pencapaiannya. Per 26  Oktober 2021, sudah dicapai suntikan sebanyak 184 juta dosis. Untuk vaksinasi pertama telah diterima 114 juta orang (54,8%) dari target populasi, sementara yang menerima dosis kedua atau lengkap sebanyak 68,88 juta orang (33)%. Saat ini juga angka vaksinasi telah mencapai angka tertinggi yaitu pada 21 Oktober sbanyak 23,4 juta suntik per hari. 

Untuk cakupan vaksinasi di tingkat provinsi, sebagian besar ibukota provinsi telah mencapai vaksinasi dosis pertama diatas 70%, namun ada 15 ibukota provinsi lainnya yang belum tercapai. Ditagetkan pada November ini seluruh provinsi diharapkan vaksinasi dosis pertama sudah melebihi 60% pada November, dan pada Desember sudah melebihi 70%. 

Dan target pada akhir tahun, bisa dicapai sekitar 290 juta dosis disuntikkan ke masyarakat, dengan dosis pertama 168 juta orang atau 80% dari target 208 juta orang. Serta dosis kedua sekitar 123 juta orang atau 59% dari total target populasi. Untuk kebutuhan ini, pemerintah memiliki stok sebanyak 244 juta dosis, dan yang didistribusikan ke daerah-daerah sekitar 230 juta dosis dan disuntikkan sekitar 180 juta. Sehingga saat ini ada sekitar 50 juta dosis stok vaksin yang ada di daerah-daerah. 

Untuk kebutuhan stok, pemerintah diharapkan hingga akhir tahun akan menerima sekitar 428 – 448 juta dosis yang cukup untuk disuntikkan kepada 208 juta orang dengan dosis lengkap. Pada tahun depan pemerintah juga berencana memberikan booster vaksin yang sedang dikaji lembaga penelitian untuk memutuskan vaksin apa yang digunakan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: