Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Satgas Covid-19: Semua Pihak Diharapkan Bekerja Sama Dukung Testing di Indonesia

Satgas Covid-19: Semua Pihak Diharapkan Bekerja Sama Dukung Testing di Indonesia Kredit Foto: BNPB
Warta Ekonomi, Jakarta -

Satgas Penanganan COVID-19 mengajak semua pihak bekerja sama melawan Covid-19 dengan upaya sebaik-baiknya. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan bahwa semua elemen masyarakat memiliki kontribusi dalam menegakkan kebijakan testing di Indonesia.

"Pada prinsipnya kita semua memiliki tujuan yang sama untuk segera terbebas dari Covid-19. Untuk itu, mari kita bekerja sama," jelasnya dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Selasa (2/11/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Waspadai Jelang Masa Liburan Natal dan Tahun Baru

Kerja sama yang baik harus dilakukan berbagai pihak yang berperan. Beberapa pihak tersebut di antaranya, mulai dari laboratorium, produsen alat testing Covid-19, dan masyarakat. Pertama, laboratorium rujukan pemeriksaan Covid-19, baik yang terdaftar dalam www.litbang.kemkes.go.id/laboratoriumpemeriksacovid19 maupun yang tercantum dalam aplikasi PeduliLindungi, sudah sepatutnya bertanggung jawab menyediakan layanan yang berkualitas.

Yaitu, dengan menggunakan testing kit yang telah terstandar dengan tujuan dapat memberikan hasil yang akurat. Daftar merek testing kit deteksi Covid-19 yang digunakan telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. Untuk daftarnya, dapat diakses di infoalkes.kemkes.go.id yang diperbaharui secara berkala per 3 bulan.

Kedua, produsen mampu melakukan monitoring dan evaluasi kualitas testing kit setelah digunakan oleh masyarakat secara berkala. Hal ini diawasi oleh institusi kesehatan seperti Kementerian Kesehatan untuk PCR dan Dinas Kesehatan setempat untuk rapid tes antigen agar dipastikan tetap baik akurasinya selama digunakan di masyarakat.

Ketiga, transparansi dari produsen serta institusi kesehatan yang bertanggung jawab menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi alat tes yang telah digunakan kepada publik secara berkala. Keempat, masyarakat harus memahami bahwa pemberlakuan alternatif syarat perjalanan, yaitu PCR atau antigen, serta protokol kesehatan selama perjalanan untuk mobilitas jarak jauh dalam negeri adalah bentuk kehati-hatian pemerintah. Mengingat dibutuhkan akurasi tinggi untuk menghasilkan hasil diagnostik yang tepat.

Untuk itu, masyarakat diharapkan cermat memilih jasa penyedia layanan testing. Yaitu, yang telah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan untuk laboratorium PCR dan Pemda setempat untuk penyedia jasa layanan tes antigen.

"Oleh karena itu, perlu kedisiplinan dan rasa tanggung jawab yang tinggi dari masing-masing kita berkontribusi dalam menjalankan kebijakan sistemik ini karena kesuksesan pengendalian Covid-19 ditentukan oleh kita semuanya," lanjutnya.

Untuk itu, agar masyarakat lebih memahami upaya mendeteksi Covid-19, Wiku mengedukasi tentang testing Covid-19 yang digunakan. Secara fungsinya, dapat dibagi menjadi dua: untuk skrining dengan tujuan menyaring kasus positif pada orang tidak bergejala, dan diagnostik untuk orang yang bergejala.

Berdasarkan metodenya terbagi menjadi 3 bagian. Metode pertama ialah tes molekuler. Berfungsi mendeteksi virus Covid-19 melalui material genetik (asam nukleat). Tes ini memiliki nama lain diagnostik test, viral test, molecular test, Nucleic Amplification Test (NAAT), RT-PCR test, dan lamp test.

Karakteristiknya, paling sensitif, membutuhkan fasilitas laboratorium, hasil maksimal keluar dalam 1x24 jam dan menggunakan spesimen melalui swav di nasal/orofaring. "Tes molekular ini memiliki sifat paling sensitif mendeteksi sehingga seluruh jenis tes molekular ditetapkan sebagai gold standard," jelasnya.

Selain itu, tes molekuler digunakan untuk memastikan kembali kasus bergejala yang menunjukkan hasil negatif pada uji sebelumnya, mendukung upaya sequencing mendiagnosis kasus positif dengan varian Covid-19.

Metode kedua, tes antigen. Berfungsi mendeteksi Covid-19 melalui bagian luar protein virus (antigen). Nama lain tes metode ini ialah diagnostic test, viral test, dan rapid test. Testing ini tidak membutuhkan pemrosesan di laboratorium dan hasilnya dapat diketahui sekitar 15 sampai dengan 30 menit setelah spesimen hasil swab dilakukan. Metode ini cukup unik karena dapat dijadikan sebagai metode skrining maupun diagnostik. Tergantung situasi dan kondisi penggunaannya.

Dalam keadaan kondisi kasus yang tinggi dan keterbatasan fasilitas, rapid tes antigen dapat digunakan sebagai alat diagnostik. Namun, dengan catatan alat harus dipastikan memiliki kemampuan deteksi yang tinggi dan mendapatkan rekomendasi oleh badan kesehatan internasional.

"Saran penggunaan tes antigen ini ialah untuk mendeteksi kasus positif pada kumpulan kasus dalam jumlah yang banyak secara lebih efisien dan me-monitoring berkala tren kasus populasi berisiko," lanjutnya.

Metode ketiga, yaitu tes antibodi. Bertujuan mendeteksi terbentuknya antibodi spesifik yang diproduksi tubuh akibat reaksi dengan antigen, baik karena infeksi alamiah ataupun vaksinasi. Tes ini dapat melihat riwayat penyakit Covid-19 seseorang dimasa lampau. WHO tidak merekomendasikan penggunaan alat ini untuk skrining maupun peneguhan diagnosis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: