Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kabar Buruk Ramalan Badan Meteorologi Dunia, Penduduk Bumi Benar-benar ... Sudah Terlambat!

Kabar Buruk Ramalan Badan Meteorologi Dunia, Penduduk Bumi Benar-benar ... Sudah Terlambat! Kredit Foto: IStock/Romolo Tavani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ada kabar buruk dari Badan Meteorologi Dunia. Nasib Bumi disebut sudah di ujung tanduk. Kondisinya benar-benar sudah darurat.

Perubahan iklim (climate change) memang sedang terjadi di Bumi. Namun berdasarkan temuan terbaru, kondisi Bumi makin darurat.

Baca Juga: Bill Gates Kritik Pedas Cara Penanganan Perubahan Iklim yang Dilakukan Australia, Lho Kenapa?

"Saya cemas bahwa keadaan kita sekarang menyerupai dengan pepatah katak direbus, nyaman dengan panasnya panci sampai sudah terlambat," tulis Martin Rees, pakar astrofisika terkemuka dan mantan pemimpin Royal Society.

Prediksinya, penghuni bumi bisa terebus sampai mati bila manusia terlambat mengantisipasi perubahan iklim.

Peringatan ini juga ikut dibuka Badan Meteorologi Dunia atau WMO. Ada sejumlah perubahan akibat perubahan iklim tersebut.

WMO pernah melaporkan tingkat karbondioksida Bumi meningkat jadi 413,2 bagian per satu juta di tahun lalu. Capaian itu juga telah melanggar Perjanjian Paris.

"Kita jauh dari jalur. Kita perlu meninjau kembali sistem industri, energi dan transportasi dan seluruh cara hidup kita," ujar Sekretaris WMO, Petteri Taalas.

WMO mengatakan perubahan iklim ternyata tak hanya menyebabkan banjir dan kenaikan permukaan air laut. Tapi fenomena itu juga menyebabkan adanya gelombang panas.

Gelombang panas sendiri terjadi di Amerika wilayah barat laut pada bulan Juni dan Juli lalu. Menurut Sekretaris WMO, Petteri Taalas, peristiwa itu adalah norma baru.

"Ada banyak bukti ilmiah bahwa beberapa di antaranya menanggung jejak perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia," kata dia seperti dilaporkan Straits Times, dikutip Rabu (3/11/2021).

Dia menambahkan adanya peningkatan pada konsentrasi gas rumah kaca yang melampaui target yang ditetapkan oleh Perjanjian Paris.

Perjanjian itu sebenarnya menyepakati pemanasan di bawah 2 derajat celcius.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: