Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wayang Kontemporer Seni Tradisi Era Industri Kreatif Populer

Wayang Kontemporer Seni Tradisi Era Industri Kreatif Populer Kredit Foto: Humas Pemprov Jabar
Warta Ekonomi, Bandung -

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Barat bersama Daya Mahasiswa Sunda (Damas) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengenalkan media baru wayang kontemporer khususnya di masa industri 4.0 yang saat ini semakin berkembang.

Pertunjukkan wayang ini dikemas dengan berbagai modernisasi seperti alat musik yang digunakan, cerita yang diangkat, hingga media penayangan yang dilakukan secara virtual berbasis internet.

Jika wayang biasa menggunakan alat musik tradisional seperti gamelan, pagelaran media baru wayang kontemporer ini menggunakan perangkat musik modern. Cerita yang diangkat pun bukan kisah Ramayana, melainkan pentingnya menjaga protokol kesehatan di saat pandemi virus korona yang hingga saat ini belum berakhir.

Baca Juga: Bidik Investor di JIF 2021, DKI Tawarkan 7 Proyek Infrastruktur Senilai Rp41,9 Triliun

Ketua KNPI Jawa Barat Ridwansyah Yusuf Achmad mengatakan, melestarikan budaya leluhur merupakan keharusan bagi setiap generasi. Budaya merupakan jati diri suatu bangsa yang memiliki peran dan fungsi strategis karena menjadi dasar dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

"Apalagi di era sekarang, ekonomi kreatif yang salah satunya melalui budaya, menjadi kekuatan baru untuk menciptakan daya saing manusia," katanya ketika dihubungi lewat telepon selulernya, Senin malam (8/11/2021).

Menurutnya, pelestarian kebudayaan ini harus dilakukan semua pihak termasuk agar memiliki nilai ekonomi yang baik.

"Kita kurangi kompetisi, perbanyak kolaborasi. Untuk melestarikan budaya perlu terobosan seperti ini. Dengan ide memodernkan, mengkontemporerkan seni tradisi sehingga bisa mendapat simpati anak muda," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: