Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Takut Diprotes Banyak Pihak, Australia Utus Menlunya Hadir di Indonesia, Agendanya Lagi...

Takut Diprotes Banyak Pihak, Australia Utus Menlunya Hadir di Indonesia, Agendanya Lagi... Kredit Foto: ABC News
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kekhawatiran negara ASEAN terhadap kemitraan tiga negara AUKUS belum reda. Untuk meredamnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Marise Payne melakukan tur ke empat negara ASEAN.

Dilansir Reuters, Rabu (10/11/2021), kunjungan Payne berlangsung di tengah kecemasan negara-negara ASEAN seputar kemitraan Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AUKUS).

Baca Juga: AUKUS Sangat Bisa Memprovokasi Pihak-pihak Lain untuk Melakukan Tindakan Agresif

Pasalnya, salah satu bagian kesepakatan AUKUS adalah membantu Australia membangun kapal selam bertenaga nuklir.

Kemarin, Payne mendarat di Jakarta, Rabu (10/11/2021), untuk bertemu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Pejambon. Kunjungan ini merupakan bagian dari tur ke tiga negara ASEAN. Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah enggan mengungkap topik fokus bahasan Payne dan Retno.

“Tentunya ada (isu utama yang dibahas kedua Menlu) kita tunggu penjelasan sesudah mereka membahasnya,” katanya.

Selain ke Indonesia, Payne akan berkunjung ke Vietnam, Malaysia dan Kamboja. Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara ASEAN yang vokal menentang kesepakatan AUKUS. Sedangkan Kamboja baru menjabat sebagai Ketua ASEAN.

Dengan Vietnam, Australia menandatangani kemitraan strategis pada 2018. Suatu kerangka kerja bagi kedua negara untuk memperkuat kerja sama keamanan, pertahanan dan ekonomi.

Sebelum ke Vietnam, ia mengunjungi Malaysia dan Kamboja. Payne mengunjungi Indonesia sebagai persinggahan terakhirnya dalam lawatan ke empat negara di kawasan Asia Tenggara.

Keterangan pers Kedutaan Besar Australia menyebutkan, Payne ke Indonesia untuk memperkuat kerja sama dalam rangka pemulihan ekonomi dan kesehatan di kawasan dari Covid-19. “Australia dan Indonesia terus bekerja sama sebagai tetangga dekat dan mitra strategis komprehensif,” kata Payne.

Pertemuan tersebut, imbuhnya, juga akan membahas upaya-upaya untuk terus membangun kawasan Indo Pasifik yang stabil, makmur, dan tangguh. Kunjungan ini, lanjut Payne, untuk menggarisbawahi komitmen Australia terhadap peran sentral ASEAN di Indo Pasifik.

“Kunjungan ini dibangun berdasarkan kemitraan erat Australia dengan Asia Tenggara selama beberapa dekade. Peringatan 50 tahun dari Five Power Defence Arrangements juga merupakan bukti kemitraan jangka panjang dan komitmen kami bekerja sama dalam menghadapi tantangan yang berkembang di kawasan kami,” kata Payne.

Dia mengatakan, program pertemuan bilateral dan diskusi tingkat tinggi akan memperkuat hubungan Australia dengan kawasan Indo Pasifik, serta dukungan Australia untuk sentralitas ASEAN.

“Sentralitas ASEAN adalah inti dari visi Australia untuk Indo Pasifik,” tegas Payne.

Namun, kabar mengenai kapal selam tenaga nuklir tetap membuat sejumlah negara ASEAN khawatir akan munculnya persaingan senjata nuklir di kawasan. Petinggi Negeri Kanguru pun berupaya meluruskan kekhawatirkan tersebut.

Menlu Retno berulang kali mengungkapkan hal ini, yang dinilainya dapat menyulut perlombaan senjata di kawasan Indo Pasifik, di tengah tensi antara AS dan China.

“Di luar Asia Tenggara, Indo Pasifik, Indonesia melihat dan mengkhawatirkan meningkatnya tensi di antara negara-negara besar,” ujar Retno dikutip Reuters, Selasa (9/11).

ABC Australia bahkan melaporkan, Presiden Joko Widodo juga berulang kali menekankan kekhawatiran soal AUKUS kepada Perdana Menteri Scott Morrison, saat KTT ASEAN-Australia, beberapa waktu lalu.

Secara terpisah, Menlu Malaysia, Saifuddin Abdullah mengatakan, negerinya pun menyimpan kekhawatiran yang sama.

“Kami sepakat pada isu terbaru di kawasan mengenai negara di dekat kawasan kami yang membeli kapal selam bertenaga nuklir,” katanya, dikutip Reuters.

“Walaupun negara itu (Australia) tak punya kapasitas senjata nuklir, kami (RI-Malaysia) khawatir dan prihatin,” lanjutnya.

Tak hanya itu, Wakil Presiden Akademi Diplomat Vietnam, Nguyen Hung Son, menyampaikan bahwa seharusnya AS, Inggris dan Australia turut mendiskusikan kemitraan AUKUS dengan ASEAN. Sebab, kesepakatan ketiga negara besar itu berhubungan dengan wilayah Asia Tenggara.

Sementara Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton menuding, negara ASEAN yang mengkritik AUKUS itu bertindak demi menenangkan kecemasan China. Karena China berulang kali mengutarakan kecamanannya terhadap kemitraan AUKUS dan menganggap Australia berupaya melemahkan rezim non-proliferasi nuklir global.

“Kami juga melihat China adalah negara yang memiliki investasi dan ekuitas ekonomi yang signifikan di seluruh negara di Asia Tenggara. Jadi akan ada penolakan,” cetus Dutton.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: