Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Jokowi Ingin Indonesia Jadi Poros Maritim Dunia? (Bagian I)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pemerintah tampaknya lebih menekankan aspek ekonomi dalam pembentukan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman jika dilihat dari kementerian-kementerian di bawah koordinasinya. Kementerian yang di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman itu adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata, serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman itu sendiri dibentuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) guna mengawal potensi maritim di seluruh Tanah Air yang sangat memungkinkan membuat Indonesia menjadi poros maritim dunia.

Presiden Jokowi menunjuk Indroyono Soesilo sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman di Kabinet Kerja. Ia sebelumnya Direktur Sumber Daya Perikanan dan Akuakultur Organisasi Pertanian dan Pangan (FAO) PBB dan seorang doktor yang kaya pengalaman bidang kelautan.

Potensi kelautan Indonesia dikabarkan sangat besar, yakni diperkirakan mencapai 1 triliun dolar AS atau sekitar Rp 12.000 triliun per tahun, sementara kinerja pembangunan kelautan masih memberikan kontribusi minim bagi negara.

Kongres Maritim Indonesia pada September lalu mencatat kinerja pembangunan kelautan masih memberikan kontribusi minim bagi negara, yakni baru mencapai 20,6 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional yang terdiri atas 4,5 persen PDB dari sektor perikanan dan sisanya berasal dari sektor minyak dan pertambangan.

Diperlukan perbaikan infrastruktur, peningkatan sumber daya manusia (SDM), modernisasi teknologi dan permodalan dalam mengelola sumber daya kelautan agar bisa memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat. Pemerintah juga perlu memperbaiki rantai pasok sistem logistik yang berdaya saing serta membangun konektivitas pusat-pusat pertumbuhan ekonomi maritim berdasarkan eco-marine-concept.

Juga diperlukan pengembangan pelabuhan transportasi laut, mendorong kegiatan industri maritim, serta memanfaatkan potensi sumber energi baru terbarukan dari laut, seperti arus laut, energi pasang surut, dan biofuel.

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) Rokhmin Dahuri mengatakan nilai total ekonomi sektor kelautan Indonesia diperkirakan mencapai 1 triliun dolar AS atau sekitar Rp 12.000 triliun per tahun. Sedangkan, kesempatan kerja yang dapat dibangkitkan sekitar 40 juta orang.

Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia yang ditaburi oleh 13.466 pulau pada luasan laut 5,8 juta km², termasuk zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEEI) dan dikelilingi oleh 95.181 km garis pantai, Indonesia diberkahi dengan kekayaan laut yang sangat besar dan beraneka ragam.

Kekayaan itu baik berupa sumber daya alam yang dapat pulih seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, dan produk-produk bioteknologi dan sumber daya alam yang tak dapat pulih seperti minyak dan gas bumi, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral lainnya.

Selain itu, energi kelautan seperti pasang-surut, gelombang, angin, dan Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) maupun jasa-jasa lingkungan kelautan seperti pariwisata bahari dan transportasi laut. Potensi produksi lestari ikan laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan melalui usaha perikanan tangkap sebesar 6,5 juta ton/tahun, sekitar delapan persen dari total potensi produksi lestari ikan laut dunia (90 juta ton/tahun).

Kurang lebih 24 juta hektar (ha) perairan laut dangkal Indonesia cocok untuk usaha budi daya laut (mariculture) ikan kerapu, kakap, baronang, kerang mutiara, teripang, rumput laut, dan biota laut lainnya yang bernilai ekonomis tinggi dengan potensi produksi sekitar 42 juta ton/tahun. Namun, berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2012 Indonesia baru memanfaatkan potensi budi daya laut ini sebesar 4,6 juta ton (10,95 persen).

Lahan pesisir (coastal land) yang sesuai untuk usaha budi daya tambak udang, bandeng, kerapu, nila, kepiting, rajungan, rumput laut, dan biota perairan lainnya diperkirakan lebih dari 1,2 juta ha dengan potensi produksi sekitar 10 juta ton/tahun.

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut pada tingkatan genetik, spesies, maupun ekosistem tertinggi di dunia sehingga Indonesia dikenal di dunia sebagai mega-marine biodiversitySecara potensial, nilai ekonomi total dari produk perikanan dan produk bioteknologi kelautan Indonesia diperkirakan sekitar 82 miliar dolar AS per tahun.

Meski belum ada perhitungan tentang potensi ekonomi pariwisata bahari. Namun, jika dibandingkan dengan negara bagian Queensland, Australia, dengan panjang garis pantai hanya sekitar 9.800 km, tapi mampu menghasilkan devisa pariwisata bahari sebesar 2 miliar dolar AS per tahun maka sebenarnya potensi ekonomi parwisata bahari Indonesia sangatlah besar. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: