Orang Partai Ummat Soal Penangkapan Anggota MUI: Ngapain Teroris Rekaman Youtube Setiap Hari?

Warta Ekonomi, Jakarta -

Penangkapan anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) oleh Densus (Detasemen Khusus) 88 cukup menyita perhatiaan khalayak. Lembaga keagamaan ini mendapat sorotan tajam atas peristiwa penangkapan ini.

Masyarakat biasa, pegiat media sosial, dan tak ketinggalan politisi partai politik, ikut berkomentar atau menyampaikan pandangannya terkait kasus penangkapan anggota MUI.

Baca Juga: Menteri Agama Blak-blakan Terkait Anggota MUI yang Ditangkap Densus 88: Ya Kita Mau...

Mustofa Nahrawardaya selaku Humas Partai Ummat juga memberikan pendapatnya terkait kasus ini.

Dalam Tweetnya, dirinya menyinggung soal aktivitas mereka yang ditangkap dengan dugaan terorisme. Dirinya menyebut mengapa kalau memang mereka teroris maka pasti lebih aman untuk bersembunyi.

“Kalau dia niat dirinya mau jadi teroris, pastinya lebih aman bersembunyi,” cuit Mustofa dalam akun Twitter pribadi sebagaimana dikutip di Jakarta, Kamis (18/11/2021).

Lanjutnya, dia mempertanyakan buat apa mereka menunjukkan diri dengan aktif menjadi pengurus di MUI ataupun setiap hari live di youtube, jika memang mereka benar teroris.

Baca Juga: Pesan Kapolri ke Jenderal Andika Perkasa: Semoga...

“Ngebom tiap hari. Nembaki aparat dari kegelapan. Ngapain teroris rekaman di youtube tiap hari? Repot-repot jadi pengurus MUI segala. Bantu dana teroris? Emang seberani itu? pakai akal! #dukungMUI” tambahnya dalam cuitan tersebut.

Kalau dia niat dirinya mau jadi teroris, pastinya lebih aman bersembunyi. Ngebom tiap hari. Nembaki aparat dari kegelapan. Ngapain teroris rekaman di youtube tiap hari? Repot-repot jadi pengurus MUI segala. Bantu dana teroris? Emang seberani itu? pakai akal! #dukungMUI

— MUSTOFA NAHRAWARDAYA (@TofaTofa_id) November 18, 2021

Sebelumnya diketahui pada Selasa (16/11/21) telah dilakukan penangkapan yang diduga telibat tindak terorisme atas orang berinisial FO, Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) dan ZA, anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).