Kisah Sam Walton dan Bill Gates (3)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Kehebatan yang sama juga bisa ditemukan pada Sam Walton, pendiri Wal Mart. Pendekatannya dalam harga bukan hanya menguntungkan bisnisnya, tapi juga membuat para pelanggan merasa bahagia karena banyak sekali produk-produk berharga murah yang dapat dibeli para pelanggan.

Di bawah kendali Sam Walton, Wal-Mart berhasil karena bisa menjual produk murah dari potongan biaya dan waktu pengiriman barang-barangnya. Sejak lama Wal-Mart juga sudah memiliki komputerisasi sistem inventory sehingga proses pemesanan ulang untuk barang-barang bisa menjadi lebih cepat.

Yang diberikan Sam Walton adalah value bagi pelanggan. Dia bukan hanya sekedar mencari keuntungan dari para pelanggannya. Wal Mart sampai sekarang masih menjadi salah satu panutan di dunia ritel walaupun branb-brand baru banyak bermunculan.

Pelajaran lainnya bisa didapatkan dari Bill Gates. Ia adalah orang yang melihat potensi PC untuk menjadi alat andalan manusia dalam kehidupannya. Ia juga berani membuat aturan baru (new rules of the game) sehingga Microsoft, perusahaan yang dibangun dan dikembangkannya, bisa menjadi game changer.

Sebelumnya, tak pernah terbayang harga software bisa semahal ketika awal-awal Windows diciptakan. Begitu juga keberaniannya membuat Windows sebagai standar sehingga aplikasi-aplikasi lain harus mengikuti dan harus membayar!

Sebagai great leader, Bill Gates juga mampu membangun great organization yang selalu menghadapi tantangan di berbagai tempat, terutama berkaitan dengan regulasi yang terkait posisi dominan. Tak sekali dua kali Microsoft dituduh memonopoli industri software. Bahkan, ada sekelompok masyarakat internasional yang terang-terangan mengibarkan bendera perlawanan, yakni gerakan free software. Toh, Microsoft tetap selamat sampai sekarang.

Di samping itu, karakteristik bisnis Microsoft membutuhkan kecepatan pengembangan organisasi yang selalu terkait dengan perkembangan teknologi. Karena itu, Bill Gates memberi kesempatan agar ide-ide terus berkembang di Microsoft. Gates juga dikenal karena rajin mengukur IQ Microsoft. Ada tes berkala yang diberikan kepada karyawannya di mana hasil agregatnya dianggap sebagai IQ perusahaan.

Lalu, insight apa yang bisa didapat dari penjelasan di atas?

Pertama, para leader mampu melihat kebutuhan manusia. Bill Gates mampu memperkirakan kebutuhan masa depan umat manusia. Sam Walton melihat bahwa barang-barang murah juga diperlukan bagi kalangan masyarakat tertentu karena barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya merupakan kebutuhan pada saat itu maka bisnisnya pun otomatis hidup.

Kedua, membangun organisasi untuk mencapai tujuan yang besar. Semua pemimpin yang besar menginginkan hasil yang besar karena itu yang dibangunnya pun adalah organisasi yang besar. Mereka bertindak tanpa ragu-ragu untuk menyelamatkan, memelihara, atau mengembangkan perusahaan.

Ketiga, mempunyai keyakinan yang luar biasa teguh dengan jalan yang diambilnya masing-masing. Ketika Jack Welch melakukan PHK besar-besaran protes mengalir deras ke arahnya. Tapi, Welch jalan terus. Ketika pada akhirnya hasilnya terlihat cemoohan dan protes pun berubah jadi rasa hormat.

Keempat, memberi energi kepada orang lain. Tindakan para pemimpin yang unik dan di luar pakem yang ada memberi inspirasi kepada orang lain untuk meniru atau sekedar tertular energi positifnya. Dengan pengaruh dan karisma sebesar ini maka akan mudah bagi para pemimpin menggerakkan human capital yang menjadi kendalinya.

Nah, membuat polanya memang tidak mudah. Dibutuhkan pengalaman di lapangan yang panjang untuk mencari berbagai pola yang bisa dijadikan bahan pelajaran bagi para pemimpin selanjutnya. Yang pasti, dari para great leader ini pula terkumpul serangkaian wisdom, kiat, jurus, passion, dan berbagai pelajaran yang bisa dijadikan sebagai inspirasi bagi para pemimpin-pemimpin lainnya. (bersambung)