Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Membangun 'Hard Power' dan 'Soft Power' (4)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Selain faktor pimpinan, unsur lain yang diperlukan adalah organisasi yang besar dan kuat. Sejarah menunjukkan bahwa peradaban manusia dibangun lewat organisasi yang besar. Di balik cerita-cerita megah tentang penaklukan dan peperangan, keberhasilan sesungguhnya dibuat ketika manusia berhasil untuk menciptakan organisasi yang tangguh.

Pemimpin-pemimpin yang besar berhasil untuk mendapatkan tujuannya lewat organisasi yang besar. Alexander Agung - yang menaklukkan hampir seluruh Timur Tengah dan Asia - berhasil untuk melakukannya karena kepandaiannya mengorganisasi pasukannya sehingga berhasil untuk membentuk pasukan yang sangat ditakuti musuhnya. Selain itu, ia juga memperhatikan organisasi sosial kemasyarakatan agar penaklukannya bukan hanya militer, tapi juga bisa menguasai hati dari yang ditaklukannya.

Karena itu, bukan hanya organisasi formal (hard power) yang bernuansa militer, tapi Alexander juga memiliki wisdom (soft power) yang bernuansa politik. Misalnya saja, terhadap rakyat-rakyat dari negara yang ditaklukannya Alexander memberi kesempatan dan hak yang sama untuk bergabung dalam kerajaannya. Ia juga mendorong terjadinya perkawinan campur antara yang menaklukkan dengan yang ditaklukan atau antara rakyat-rakyat yang ditaklukan. Dengan demikian, kekuatan dia bukan hanya senjata, tapi kemampuannya mengelola organisasi secara hebat.

Demikian juga Genghis Khan. Selain kekuatan teknologi senjata pada masanya, Genghis Khan juga membangun organisasi secara modern. Kalau secara umum Genghis Khan hanya dikenal karena kekuatan dan keterampilan berperang tentaranya, sebenarnya itu hanya sebagian saja dari kekuatannya. Khan juga seorang organisatoris yang andal.

Alih-alih memanfaatkan ikatan keluarga, organisasi militernya justru dibangun berdasarkan merit system. Genghis Khan juga dihormati para kawan-kawan dan lawan-lawannya karena membuat peraturan yang jelas dalam perang dan sistem administrasi yang jelas bagi orang-orang yang ditaklukannya.

Untuk menghindari pengkhianatan, dia mengorganisasi tentara per 10.000 orang yang terdiri dari bermacam-macam suku. Karena sudah ada merit system maka unsur SARA dalam pembentukan pengkhianatan selalu dapat diminimalisir.

Di era modern salah satu contohnya adalah Akio Morita yang dikenal sebagai the man behind Sony, perusahaan yang didirikannya bersama Masaru Ibuka. Jelas produk-produk Sony selalu menjadi pilihan masyarakat Jepang di masanya. Oke, produk adalah bagian penting. Tapi, bagaimana dia membangun organisasi jelas sesuatu yang penting juga kalau tak mau disebut sesuatu yang lebih penting. "Keberhasilan terletak di tangan manusia-manusia yang menjalankan bisnis itu," ujar Akio Morita.

Membangun organisasi adalah membangun manusia. Di sini uniknya Sony dan Jepang. Berbeda dengan gaya individualis AS dan Barat, Jepang justru menganut gaya kebersamaan. Akio mengatakan misi paling penting yang diemban seorang manajer Jepang adalah mengembangkan hubungan baik dengan para karyawannya dan mau merasa senasib dengan mereka.

Kemampuan melihat kecenderungan masa depan juga menjadi kunci keberhasilan Akio Morita. Ketika dia mulai memahami dampak dari globalisasi maka pada tahun 1960 Sony berekspansi ke Amerika Serikat. Bahkan, dia dan keluarganya pindah ke negara Paman Sam tersebut agar memahami budaya dan kebiasaan penting di negara yang menaklukkan negaranya dalam Perang Dunia II tersebut. Akhirnya, Sony berhasil untuk menjadi perusahaan Jepang pertama yang menawarkan sahamnya di New York Stock Exchange.

Kesimpulannya tegas: kemampuan berorganisasi - baik secara formal maupun informal - adalah kata kunci. Anda hanya punya waktu 24 jam per hari. Tanpa menjalankan prinsip-prinsip organisasi, Anda tak akan bisa mencapai tujuan besar. (Habis)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: