Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tren Ekonomi Digital Commerce Bakal Beralih di Tahun 2022

Tren Ekonomi Digital Commerce Bakal Beralih di Tahun 2022 Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Tren ekonomi digital 2022 diprediksi akan beranjak ke sektor keberlanjutan hidup seperti energi hijau setelah sebelumnya semua fokus ke perdagangan daring (digital commerce). 

Founder Edulab Group sekaligus Ketua PPI United Kingdom 2021, Oki Earlivan mengatakan pandemi memang membuat sejumlah digital commerce memperoleh momentum terbaiknya sehingga skala ekonomi ideal sudah tercapai. 

Baca Juga: Masuki Era Digital, Industri Keuangan Diminta Antisipasi Risiko ini

"Akan tetapi, contohnya di Inggris, saat ini orang-orang sudah tidak banyak membuat digital commerce seperti bikin Gojek, Bukalapak, dan lainnya. Sekarang yang paling penting yang berhubungan bisnis keberlanjutan dunia seperti energi terbarukan, biomedis, dan farmasi," katanya saat mengisi webinar "Business Initiative Movement (BIM) x Bicube A Moment to Meet 2021: Business Matching-Network-Sharing", Selasa (30/11/2021)

Webinar diikuti ratusan peserta yang berasal tak hanya dari Bandung, tapi juga dari Provinsi Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Inggris. Selain Oki, yang menjadi pembicara antara lain Yeti Hestiati (Gudang Rempah Indonesia, Startup Committee Perbanas Institute), Firman Anggriawan (CEO Buildme.id, Tim Ahli Kemendagri), Intan Maulida Lazuardini (Partnership Officer Komerce.id), Saraswati Nuraisyah (Head of Marketing Dagangan Indonesia), dan Nanca Oktaviano (Core Team Nujek.id).

Menurut Oki, bisnis berkelanjutan akan jadi incaran, betul-betul 50 tahun kedepan akan menikmati hasilnya. Sebab, sekarang orang membahas climate change, renewable energy, hingga plastik daur ulang. 

"Kita menyiapkan plastik daur ulang saja luar biasa prospeknya. Jadi semua yang berhubungan dengan green economy, green environment, oke banget. Di luar negeri banyak peminatnya. Ekspor ke Singapura pasti diterima. Tapi sayangnya kita terlalu fokus ke e-commerce, edtech, itu sudah terlalu banyak," katanya.

Mahasiswa Oxford, Inggris ini menyebutkan sekarang urusan sepatu di Inggris saja, akan lebih diserap kalo ada tulisan terbuat dari bahan yang bisa didaur ulang. Termasuk saat masuk mall garmen, isu keberlanjutan ini menjadi penting. 

"Selain itu, yang sedang trend di Inggris adalah circular economy. Bisnis tidak hanya pada diri sendiri, namun juga menciptakan banyak enterpreneur lainnya. Jadi, sebuah bisnis yang bagus, adalah bisnis yang bisa menciptakan ekosistem-ekosistem lainnya. Jadi tidak hanya untuk diri sendiri namun circulate, di Indonesia seperti Gojek," ungkapnya.

Adapun, Co-Founder BIM, Chief DEF Sharing Vision, dan CEO Invst.id, Nur Islami Javad mengatakan, Invst.id adalah sebuah forum angel investor yang berinvestasi pada startup/youngpreneur pada fase ideasi hingga permulaan. 

"Di Indonesia sudah banyak didengar venture capital seperti East Venture, Alpha JWC, BRI Ventures, mereka yang memiliki capital sangat besar. Invst.id ini berisi angel investor mulai dari receh hingga skala belasan juta hingga M. Rekan-rekan angel investor Invst.id sudah mengalami perjalanan investasi di 54 startup meliputi 69% di segmen Agri, 8% Energi, 7% IT, 3% kuliner, 4% Fashion, dan 9% lainnya," jelasnya. 

Dia menambahkan dari berbagai investasi ke startup, yang terpenting adalah ketika memutuskan untuk mencari investasi, sebaiknya sesuai kemampuan pendiri dan tim saat itu. "Sekiranya mampunya mengelola 20, 50, 100, 300 juta, ya segitu saja, jangan menerima lebih," imbuhnya.

"Di banyak case, yang menerima lebih dari kemampuan umumnya jadi tidak fokus, bahkan jadi drop. Sebaliknya saat ini rekan-rekan investor lebih berhati-hati dalam berinvestasi, karena sudah ada pengalaman-pengalaman terdahulu," sambungnya.

Pada kesempatan yang sama, Head of Mizanmu.id, Ricky P Ramadhan mengatakan, entrepreneur perlu wadah untuk selalu berkoneksi dan berkolaborasi. 

"Tentunya ini jadi sedikit upaya dari banyaknya inisiasi yg perlu kita lakukan untuk terus menumbuhkan gairah entrepreneur agar tetap maju," ujarnya.

“Dengan adanya kegiatan bim x bicube sangat membantu banget apalago di breakout roomnya , business matching nya yang mana di room saya (ridwan) ada beberapa orang yang langsung match order di tempat,” sambung CEO Karyain.com, Ridwan Saputra Utama.

Senada denganCEO Buildme.id, Firman Anggriawan mengatakan, acara BIM x Bicube, sangat seru karena dirinya langsung banyak mendapatkan masukan atau ide-ide yang sudah dieksekusi oleh teman-teman lainnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: