Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rencana Kenaikan BBM, SDMU Konversi BBM ke Gas

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Dalam rangka menyiasati rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) yang merupakan perusahaan transportasi angkutan kelapa sawit ini segera mengambil langkah guna mengonversi penggunaan BBM ke bahan bakar gas (BBG).

Direktur Keuangan SDMU Erwin Hardianto mengatakan bahwa saat ini armada SDMU menggunakan BBM solar tidak bersubsidi sehingga harus membeli bahan bakar tersebut dengan harga Rp 13.000 per liter. Untuk itu, perseroan akan mengonversi ke bahan bakar gas.

Menurut Erwin, hingga saat ini perseroan memiliki sebanyak 400 armada. "Di Sumatera kami memiliki 95 armada yang akan segera kami konversi. Tapi, kami akan konversi semua armada kami," kata Erwin di Jakarta, Selasa (11/11/2014).

Erwin menambahkan bahwa jika perseroan berhasil untuk mengonversi semua armadanya ke gas maka diprediksikan perseroan dapat memperkecil biaya pembelian bahan bakar perseroan.

"Konversi armada dari solar jadi gas. Jadi, truk yang selama ini menggunakan solar pindah ke gas sehingga kami bisa saving 30-35% dari armada," ujarnya.

Hal ini  dapat terlihat dari beban pokok perseroan di kuartal III tahun ini yang sebesar Rp 72,48 miliar atau turun 28% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dan biaya bahan bakar berkontribusi Rp 34,27 miliar atau 47% dari total beban pokok sehingga jika perseroan mulai menggunakan bahan bakar dikonversi menjadi gas maka beban pokok perseroan untuk biaya bahan bakar hanya menjadi sebesar Rp 23,99 miliar.

Dana untuk konversi armada ini akan berasal dari dana hasil penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 10% saham baru dari total modal saham dan disetor penuh perusahaan. Berdasarkan daftar pemegang saham SDMU per 30 Juni 2014, total modal saham ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 1,12 miliar saham.

Berarti, jumlah saham baru yang akan dikeluarkan sebanyak 112,58 juta saham. Harga pelaksanaan terendah atas aksi korporasi ini adalah Rp 450 per saham sehingga SDMU akan meraup dana segar Rp 50,61 miliar.

"Private placement kami sebesar 10% dari saham. Dalam jangka waktu dua tahun menambah saham baru dengan harga dasar Rp 452 per saham," katanya.

Dalam menerbitkan saham barunya ini perseroan telah melakukan penandatanganan perjanjian investasi dengan GEM Global Yield Fund (GEM). Perseroan menandatangani perjanjian bersama GEM senilai Rp 180 miliar dengan jangka waktu tiga tahun. Perseroan juga menyediakan call option untuk GEM senilai Rp 132 miliar dengan total nilai investasi sebesar Rp 312 miliar juga dengan jangka waktu tiga tahun.

"Call option ini merupakan perjanjian investasi. GEM setuju investasi Rp 132 miliar. Tapi, GEM bisa mengambil sebanyak 240 juta saham itu mereka di harga Rp 550 per saham. Jadi total investasi mereka Rp 312 miliar. Ini bisa ditarik dalam jangka waktu dua tahun," ungkapnya.

Menurut Erwin, perseroan melakukan aksi ini karena membutuhkan dana untuk modal kerja mencapai sebesar Rp 50 miliar. "Kebutuhan dana kami sekitar Rp 50 miliar, tapi plafon hingga Rp 150 miliar," jelas Erwin.

Erwin menambahkan bahwa nantinya dana hasil private placement sebesar 50% akan digunakan untuk mentransport gas LNG untuk pemakaian pabrikan di Pulau Jawa.

"Kemudian sebesar 20% untuk menambah modal kerja perusahaan untuk impor suku cadang kendaraan dan 30% untuk modal kerja konversi armada dari solar menjadi gas," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: