Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

CPOPC: Progressive Countries, Kampanye Negatif Sawit Tidak Benar

CPOPC: Progressive Countries, Kampanye Negatif Sawit Tidak Benar Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, berperan sebagai Ketua Delegasi Indonesia, serta menjadi Chairperson bersama Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Datuk Zuraida Kamaruddin dalam 9th Ministerial Meeting Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC).

Meeting kali ini terdiri atas beberapa sesi, yang diikuti oleh anggota CPOPC, yaitu Indonesia dan Malaysia, serta Negara Pengamat/Observer Countries, yaitu Kolombia, Ghana, Honduras, dan Papua Nugini.

Baca Juga: BPDPKS dan Apkasindo Perkuat Santripreneur UKMK Sawit Kalimantan Barat

Dalam pertemuan tersebut, Airlangga menyampaikan, pandemi Covid-19 masih terus menghantui dan dapat menghambat laju pemulihan perekonomian global. Namun, di saat yang sama harga komoditas yang terus meningkat khususnya kelapa sawit juga menciptakan peluang emas bagi negara produsen untuk mendukung perbaikan ekonomi.

Tahun 2021, nilai ekspor minyak sawit mencapai US$29 miliar, meningkat 115 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk menjaga momentum positif minyak sawit berkelanjutan, Indonesia sedang dalam proses memfinalisasi sertifikasi rantai pasok minyak kelapa sawit downstream.

"Tren berkembang mengenai kebijakan diskriminatif terhadap minyak sawit akan merugikan pembangunan sektor minyak sawit. Maka itu, penting bagi CPOPC untuk mempertahankan peran pentingnya untuk mendukung dan menjaga kepentingan bersama negara-negara produsen minyak sawit," ujar Airlangga dalam keterangannya, dikutip Senin (6/12/2021).

Di dalam pertemuan ini, juga dibahas perspektif negara anggota mengenai market outlook, kenaikan harga, kestabilan harga, dan program mandatori Biodiesel (B30). "Oleh karena itu, perlu kerja sama dan kolaborasi antara negara produsen (CPOPC)," tutur Menko Airlangga.

Sementara itu, Menteri Zuraida dari Malaysia menyampaikan perhatiannya terhadap sentimen kampanye antisawit yang dimunculkan oleh berbagai pihak. Sebenarnya, kelapa sawit jauh lebih efisien dibandingkan komoditas minyak nabati lainnya, dan propaganda negatif ini perlu mendapatkan respons serius dari CPOPC.

"Indonesia dan Malaysia akan pastikan memberi maklumat yang jelas bahwa kita adalah progressive countries, kampanye negatif itu tidak benar, dan kita juga mampu menjadi pelopor dalam pasar atau industri minyak sawit. Kemudian, proses empat negara observer untuk jadi anggota CPOPC akan dipercepat," kata Zuraida.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: