Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prancis Biasa Saja Hadapi Omicron, Nataru Tanpa Lockdown tapi Melarang Ini

Prancis Biasa Saja Hadapi Omicron, Nataru Tanpa Lockdown tapi Melarang Ini Kredit Foto: Reuters/Gonzalo Fuentes
Warta Ekonomi, Paris -

Perdana Menteri Jean Castex mengatakan pada Senin (6/12/2021) bahwa Prancis menolak kebijakan penguncian (lockdown) atau jam malam untuk menghadapi varian Omicron. Namun, pemerintah akan menutup kelab malam menjelang Natal dan memperketat jarak sosial.

Castex mengatakan gelombang kelima pandemi sekarang melonjak di seluruh negeri. Tetapi dia mengatakan bahwa dengan 52 juta orang sekarang divaksinasi --hampir 90% dari mereka yang memenuhi syarat-- situasinya lebih baik daripada wabah sebelumnya dan tidak perlu tindakan drastis untuk menyelamatkan Natal.

Baca Juga: Australia Bersiap Hadapi Lebih Banyak Kasus Omicron, tapi Tidak Dengan Lockdown

Menteri Kesehatan Olivier Veran mengatakan kombinasi suntikan booster vaksinasi dan jarak sosial yang lebih ketat akan memungkinkan Prancis untuk menghindari penguncian baru yang saat ini diberlakukan di beberapa negara Eropa.

"Kami ingin melewati gelombang pandemi ini tanpa kendala baru pada seluruh penduduk Prancis, apakah mereka divaksinasi atau tidak," katanya.

Mulai Jumat (10/12/2021), kelab malam akan ditutup selama empat minggu dan pemerintah juga meminta warga untuk secara sukarela membatasi pertemuan pribadi dan profesional, sambil memperketat persyaratan untuk mengenakan masker di sekolah.

Mulai 15 Desember, anak-anak berusia lima hingga 11 tahun yang kelebihan berat badan atau memiliki kondisi kesehatan yang serius akan ditawarkan akses ke vaksinasi. Anak-anak di atas usia 12 tahun sudah dapat diinokulasi.

Veran mengatakan Prancis akan mendapatkan pengiriman pertama vaksin Pfizer COVID untuk anak-anak mulai 13 Desember dan dia berharap vaksinasi akan tersedia untuk semua anak mulai 20 Desember.

Ada sekitar enam juta anak berusia lima hingga 11 tahun di Prancis, dan 350.000 dalam kelompok usia tersebut yang kelebihan berat badan atau yang memiliki kondisi kesehatan yang serius.

Veran juga mengatakan Prancis telah mengidentifikasi 25 kasus positif varian Omicron --21 diimpor oleh orang yang kembali dari Afrika selatan dan sisanya akibat infeksi lokal.

Dia mengatakan tingkat infeksi sudah mulai melambat, namun tetap tinggi. Pada hari Senin, rata-rata pergerakan tujuh hari dari kasus baru naik 44% dibandingkan dengan minggu sebelumnya, turun dari peningkatan minggu ke minggu lebih dari 80% yang terlihat dua minggu lalu.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: