Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perubahan Perilaku Konsumen Era Digital, Ini Dia 6 Peran Kontribusi Fintech Menurut IFSoc

Perubahan Perilaku Konsumen Era Digital, Ini Dia 6 Peran Kontribusi Fintech Menurut IFSoc Kredit Foto: TechCrunch
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia Fintech Society (IFSoc) menyambut positif bergulirnya momentum perkembangan industri fintech nasional. Didorong peningkatan penetrasi internet serta perubahan perilaku konsumen di era normal baru, dalam sebuah acara yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (09/12) dijelaskan valuasi ekonomi digital Indonesia di tahun 2021 diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 49% y-o-y.

“Hal ini tak lepas dari semakin terbentuknya regulatory framework berbasis prinsip, serta ekosistem fintech yang terus berkembang,” kata Ketua Umum IFSoc, Mirza Adityaswara.

Baca Juga: Dua Tahun Pandemi, Industri Fintech Sebagai Salah Satu Pemain Kunci Pemulihan Ekonomi Nasional

IFSoc sendiri mencatat enam poin yang berperan besar dalam mendorong kontribusi fintech dalam upaya pemulihan ekonomi Indonesia:

Merawat Kredibilitas P2P Lending

Data OJK mencatat bahwa hingga November 2021, terdapat 104 fintech P2P Lending yang telah berizin dan terdaftar di OJK dengan 749.175 entitas lender, 68.414.603 entitas borrower, dan total penyaluran sebesar Rp249 Triliun.

Di samping itu, Mirza menyebutkan selama pandemi kolaborasi antara bank dan P2P lending (channelling) masih terus berlanjut, Bank memanfaatkan infrastruktur digital sehingga memudahkan penyaluran permodalan bagi individu dan UMKM.

“Tren peningkatan fintech P2P Lending berizin tentunya sesuai harapan Kita, disamping perlu tetap mengawasi dan menindak pinjol illegal,” ujarnya.

IFSoc beranggapan bahwa kehadiran pinjol illegal menjadi disinsentif pada pertumbuhan ekosistem P2P lending. IFSoc mengapresiasi serangkaian langkah-langkah pemerintah dan OJK untuk memberantas pinjol ilegal dan memperkuat tata kelola atas operasi P2P Lending legal. IFSoc menekankan perlunya upaya terintegrasi untuk memberantas pinjaman online ilegal sebagai upaya menjaga kredibilitas P2P Lending.

Perkembangan Unicorn di Indonesia

Anggota Steering Committee IFSoc, Rudiantara menggaris bawahi bertambahnya jumlah perusahaan berstatus unicorn di Indonesia. Kemunculan J&T Express, Online Pajak, Xendit dan Ajaib sebagai unicorn di tahun 2021, menempatkan Indonesia sebagai negara peringkat ke 2 dengan unicorn terbanyak di ASEAN. Di awal Agustus, Bukalapak menjadi perusahaan teknologi pertama yang melantai di bursa saham Asia Tenggara.

“IPO hadir sebagai alternatif diversifikasi dan penggalangan modal bagi perusahaan rintisan Indonesia. Kami menilai bahwa terbitnya POJK terkait multiple voting share (MVS) menegaskan dalamnya pemahaman regulator dalam pengendalian perusahaan teknologi, sekaligus mengakomodir kebutuhan tech unicorn yang mempersiapkan diri untuk melakukan penawaran saham.” tegas Rudiantara.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: