Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Israel Terima Upaya Amerika Gabung Kembali dalam Kesepakatan Nuklir Iran, Ini Alasannya

Israel Terima Upaya Amerika Gabung Kembali dalam Kesepakatan Nuklir Iran, Ini Alasannya Kredit Foto: Creative Commons
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Mantan wakil penasihat keamanan nasional untuk otoritas Israel, Chuck Freilich, mengatakan, Israel menerima upaya Amerika Serikat (AS) untuk bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir 2015 atau Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA). Menurut Freilich, ini merupakan pilihan terbaik dari situasi yang buruk untuk Israel.

 “Akan menyenangkan jika perjanjian itu memasukkan hal-hal selain pengayaan nuklir, seperti kemampuan rudal Iran atau kebijakan regionalnya. Tapi saya pikir, itu tidak akan terjadi," ujar Freilich, dilansir Sputnik, Rabu (5/1/2022).

Baca Juga: Dengan Status Adidayanya, Amerika Tidak akan Mampu Hancurkan Nuklir Iran karena...

Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump mengundurkan diri dari JCPOA. Ketika itu, AS juga menjatuhkan sanksi yang memperburuk perekonomian Iran. Sejak AS keluar dari JCPOA, Iran mulai meningkatkan pengayaan uranium yang mendekati tingkat senjata nuklir.

Namun Iran berulang kali membantah bahwa mereka sedang mengembangkan senjata nuklir. Iran mengatakan, mereka meningkatkan pengayaan uranium untuk kepentingan medis.

Kelompok garis keras Iran memahami bahwa JCPOA adalah kesepakatan buruk yang pernah ditandatangani, sehingga AS menarik diri dari perjanjian itu pada 2018. Penarikan AS dari JCPOA telah membuktikan kebenaran tersebut.

Iran telah menemukan cara untuk melawan sanksi Amerika dan Barat. Iran membangun 'ekonomi perlawanan' melalui kerja sama dengan China. Dalam hal ini, China telah menjadi alternatif Iran untuk berhubungan dengan Barat.

Freilich memperingatkan bahwa, secara teknis Iran memiliki waktu beberapa pekan ke depan untuk membuat senjata nuklir pertamanya. Freilich mengatakan, dalam waktu setengah tahun Iran memiliki uranium yang diperkaya dengan tinggi untuk membuat bom nuklir.

 “Tapi itu hanya komponen uranium yang kritis. Yang lainnya adalah persenjataan, kemampuan untuk mengambil hulu ledak dan memperkecilnya, meletakkannya di rudal dan membuat hulu ledak yang dapat menahan panas dan tekanan saat masuk kembali ke atmosfer.  Mereka belum ada di sana," kata Freilich.

Freilich yang sekarang bekerja sebagai rekan senior di Harvard's Kennedy School of Government, memperingatkan, serangan Israel terhadap infrastruktur nuklir Iran hanya memperlambat waktu mereka untuk membuat senjata nuklir selama dua atau tiga tahun.

Freilich berpendapat, Iran telah melakukan pengayaan uranium yang melewati ambang batas sehingga mereka mengetahui kemampuannya. Bahkan menurut Freilich,  Amerika Serikat (AS) tidak akan mampu menghancurkan nuklir Iran.

"Jadi bahkan jika Anda menghancurkannya menjadi abu, Iran dapat membangunnya kembali. Bahkan Amerika Serikat, dengan segala kemampuan dan status adidaya militernya, tidak dapat menghancurkan program nuklir Iran sepenuhnya, karena Iran tahu bagaimana menyusun kembali," ujar Freilich.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: