Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Serang Anies Membabi-buta, Telak! Giring PSI Dapat Julukan 'Limbah Demokrasi'

Serang Anies Membabi-buta, Telak! Giring PSI Dapat Julukan 'Limbah Demokrasi' Kredit Foto: Intagram/Giring Ganesha
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat Politik Universitas Pamulang, Fatur Rahman Fadil, menilai, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha, belum matang dalam berpolitik.

Fatur mengatakan itu ketika Giring dengan lantang menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di hadapan Presiden Jokowi.

Baca Juga: Mantan Grup Band Giring Cek Sound di JIS, Siapa Sangka Ini yang Dilakukan Anies Baswedan

"Menjadi politisi itu bukan sesuatu yang sembarang masuk. Dunia yang tidak dimasukki oleh sembarangan orang," kata Fatur Rahman dalam sebuah diskusi daring di kanal YouTube Nur Iswan Chanel, dikutip Minggu (16/1/2022).

Menurutnya, dunia politik itu dunia yang seharusnya dimasukki oleh orang-orang khusus. Tidak cukup seperti Giring yang terkenal menjadi artis lalu kemudian masuk dalam politik praktis.

"Dunia politik itu menurut saya adalah dari orang yang dari muda dia beraktivitas organisasi, memiliki pengetahuan tentang isu-isu publik," katanya.

Dia mengatakan, orang yang terjun ke dunia politik harus punya pengetahuan tentang sejarah bangsa, budaya, tentang ideologi, negaranya, dan tentang pandangan. Kata dia, menjadi politisi itu harus tampil sebagai sosok yang matang.

Jika mengkritik, bukan berarti dilakukan dengan cara membabi buta seperti yang dilakukan oleh Giring. "Yang seperti itu tidak pantas masuk di dalam dunia politik," ujar Fathur.

Dia berujar, demokrasi ibarat sebuah mesin produksi. Setiap mesin produksi akan ada limbahnya yang dibuang. Menurut Fathur, jika demokrasi adalah mesin produksi, Giring Ganesha adalah limbahnya.

"Demokrasi kalau kita persepsi sebagai mesin politik, kita harus menyadari munculnya orang semacam Giring itu merupakan limbah dari demokrasi," ujarnya.

Sebagai limbah, Fathur menyarankan agar setiap ocehan Giring tidak perlu ditanggapi karena akan buang waktu dan energi. "Saya melihat dia limbah dari demokrasi karena itu tidak boleh digubris," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: