Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Iwan Setyawan: Saya Mau Buat Buku Nakal

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Penulis Iwan Setyawan mengatakan ia memiliki keinginan untuk menerbitkan buku nakal atau yang agak berbeda dari karyanya selama ini.

"Buku yang nakal. Saya itu penggemar Dostoyevsky (sastrawan Rusia). Di Indonesia cerita tentang agama paling laku, cerita inspirasi paling laku. Tapi, bagaimana caranya ada sesuatu yang beautifuldark, dan orang menikmati itu. Saya mau menikmati kenakalan-kenakalan seperti itu," katanya saat kegiatan Festival Pembaca Indonesia di Museum Nasional, Jakarta, Sabtu (6/12/2014).

Penulis buku 9 Summers 10 Autumns mengatakan bahwa dirinya tidak takut buku yang ia tulis tidak laku di pasaran. Ia mengatakan bahwa kegiatannya menulis buku adalah untuk mengaktualisasi diri dan menegaskan eksistensinya sebagai seorang pengarang.

"Buku, menurut saya, is a joy. Rezeki bakal mengikuti. Ketika kamu menulis harapannya mencari uang itu sah-sah saja. Tapi, coba kamu ingin berkarya. Karya kamu membanggakan diri kamu sendiri. At the end of the day, mau buku kamu laku atau tidak yang bangga itu di sini (sambil menunjuk dada)," tegasnya.

Selain itu, Iwan berpesan masyarakat harus mengubah ketertarikannya dari budaya lisan ke budaya tulisan. Ia mengatakan masyarakat harus gemar membaca karena dengan itu maka negara Indonesia akan menjelma sebagai negara maju.

"Saya itu masih sering blusukan. Saya itu ada talkshow ke kampus-kampus, ke sekolah-sekolah biar orang baca karena saya yakin ini negara bisa maju kalau kita baca. Kalau tidak (baca), ini negara tidak akan ke mana-mana. Percaya sama saya," imbuhnya.

Untuk itu, ia menginginkan adanya perbaikan pada industri perbukuan di Indonesia. Menurutnya, kebiasaan orang Indonesia yang tidak gemar membaca salah satunya disebabkan oleh industri buku yang tidak berkembang.

"Saya pikir ini (ketidakgemaran membaca) sudah menjadi budaya dan budaya disusun oleh lingkungan yang ada di sekitar kita. Bayangkan saja kalau anak dididik dengan buku-buku di sekitar mereka maka anak itu akan gemar membaca. Nah, sebaliknya ketika kecil di rumah tidak ada buku maka jadi sulit untuk gemar membaca. Di skala luas, bagaimana masyarakat mau gemar membaca kalau toko buku susah?" pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: