Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laporan Google: Makin Banyak Masyarakat yang Perhatikan Keamanan Online dan Kelestarian Lingkungan

Laporan Google: Makin Banyak Masyarakat yang Perhatikan Keamanan Online dan Kelestarian Lingkungan Kredit Foto: Unslash/Nathana Rebouças
Warta Ekonomi, Jakarta -

Google, melalui laporan Year in Search 2021, mencatat pergeseran tren perilaku digital konsumen selama masa pandemi. Dalam laporan edisi keempat bertajuk Look Back to Move Your Business Forward ini, Google mengamati tren konsumen di masyarakat luas.

“2021 adalah tahun untuk beradaptasi dengan perubahan yang terus terjadi dan untuk mengevaluasi kembali apa yang penting bagi kita sebagai individu dan sebagai penghuni Bumi,” jelas Yolanda Sastra, Head of Ads Marketing, Google Indonesia, dalam diskusi virtual, Selasa (22/2/2022).

Baca Juga: Fakta Kekerasan Berbasis Gender Online, Pelanggaran Privasi hingga Perentasan, Begini Modusnya!

Disusun berdasarkan data Google Trends (Agustus 2020-Agustus 2021), eConomy 2021, dan Google Destination Insights (November 2020-Oktober 2021), laporan ini menunjukkan sejumlah tren besar.

Pertama, orang Indonesia mengandalkan platform online untuk mencari dan membeli saat ingin berbelanja, bahkan saat tempat-tempat offline mulai buka kembali. Penelusuran “seller center” (pusat penjual) meningkat 69% dan “belanja cepat” 46%.

Kedua, orang Indonesia mencoba memaksimalkan pendapatan dengan berbagai cara baru sambil berusaha menghemat uang. Ini ditunjukkan dengan peningkatan penelusuran “saham pemula” yang sebesar 128%, serta kenaikan minat penelusuran untuk “kemasan ekonomis” yang sebesar 56%.

Ketiga, orang Indonesia ingin tahu apakah mereka berhubungan dengan brand yang menganggap penting praktik yang etis dan berkelanjutan. Penelusuran “cruelty-free” (bebas uji coba hewan) naik 65%, “carbon footprint” (jejak karbon) meningkat 114%, sedangkan “ramah lingkungan” meningkat 114%.

Kemudian keempat atau terakhir, keamanan online juga menjadi kekhawatiran yang bertambah besar, dengan kenaikan penelusuran “kebocoran data” sebesar 33% dan “berita bohong” sebesar 52%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: