Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 Gagal Beroperasi Secara Komersial Pada Maret 2022

PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 Gagal Beroperasi Secara Komersial Pada Maret 2022 Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bukit Asam (PTBA) belum dapat memastikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8 secara komersial yang sebelumnya ditargetkan akan beroperasi pada Maret 2022.

Direktur Utama PTBA, Ismail Arsal mengatakan belum beroperasinya PLTU Sumsel 8 secara komersial karena ada sejumlah hal yang harus selesaikan PT PLN (Persero) terlebih dahulu. 

Baca Juga: Gejolak Harga Batubara, Dirut PTBA: Sebagai BUMN Harus Memprioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Salah satu hal yang menghambat dikarenakan PLN tengah digenjot BUMN di sektor kelistrikan itu adalah transmisi 500 kilovolt (Kv). 

"Di internal PLN sendiri masih ada hal-hal yang harus dikerjakan oleh mereka yang sekarang masih proses, diantaranya pembangunan 500 Kva masih on going, masih dalam proses," ujar Arsal dalam konferensi pers virtual, Senin (7/3/2022).

Meski begitu, ia tetap akan berkoordinasi lebih lanjut dengan manajemen PLN ihwal operasional komersial PLTU Sumsel 8. 

"Paling tidak 275 ke arah Gumawang itu bisa diselesaikan tahun ini. Sehingga, sebagian dari kapasitas Sumsel 8 bisa dioptimalkan oleh PLN," ujarnya. 

Pengerjaan PLTU Sumsel 8 merupakan kolaborasi antara PTBA melalui anak usahanya PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) dengan PLN. Pada 2017 lalu, kedua perusahaan pelat merah itu telah menandatangani amandemen Power Purchase Agreement (PPA) dengan kapasitas 2 x 620 MW. 

PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 merupakan bagian dari mega proyek 35.000 MW dengan HBAP sebagai Independent Power Procedur (IPP) yang merupakan konsorsium PT Bukit Asam (Persero) Tbk dan China Huadian Hongkong Company Ltd. Dalam amandemen PPA ini terdapat beberapa perubahan dari rencana semula. 

Di mana, Listrik dari PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 yang semula akan dialirkan ke Jawa menggunakan High Voltage Direct Current (HVDC), kini dialirkan untuk Sumatera grid menggunakan jalur transmisi extra high voltage 500 kV. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: