Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mulai Kurang Tenaga di Ukraina, Rusia Minta Bantuan Militer China, Situasi Bisa Panas

Mulai Kurang Tenaga di Ukraina, Rusia Minta Bantuan Militer China, Situasi Bisa Panas Kredit Foto: Instagram/Russian Army
Warta Ekonomi, Washington -

Para pejabat Amerika Serikat mengatakan Rusia telah meminta bantuan militer China untuk perang di Ukraina.

Laporan ini pertama kali dipublikasikan oleh Financial Times and The Washington Post, Minggu (13/3/2022).

Baca Juga: Ditekan Amerika, Iran Makin Ganas dan Lontarkan Ancaman Sangat Keras!

Sementara CNN mengutip seorang pejabat menyebut drone menjadi salah satu dari beberapa perangkat militer yng diminta Rusia dari China.

Permintaan yang tidak biasa disebut menunjukkan bahwa Presiden Vladimir Putin telah menghadapi lebih banyak kemunduran daripada yang dia bayangkan dalam invasinya.

Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas masalah-masalah rumit, tidak merinci jenis peralatan apa yang diminta Moskow dari mitra diplomatiknya itu. 

Pejabat itu menolak mengatakan bagaimana pemerintah mengetahui rincian ini. 

Sementara itu, pejabat AS lainnya mengatakan permintaan itu bukan hal baru dan dibuat tepat setelah invasi Rusia pada 24 Februari. 

Juru bicara Gedung Putih menolak berkomentar mengenai masalah.

Perubahan terbaru ini terjadi ketika AS dan China berencana untuk mengadakan pembicaraan langsung tingkat tinggi pertama sejak invasi Rusia ke Ukraina. 

Gedung Putih mengatakan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan bertemu di Roma pada hari Senin  dengan diplomat top China, anggota Politbiro Partai Komunis Yang Jiechi. 

Ini adalah bagian dari tekanan berkelanjutan pemerintahan Biden pada Beijing untuk menggunakan pengaruhnya pada Putin untuk mengakhiri krisis dan diatur sebelum berita tentang penjangkauan Rusia ke China tumpah ke ruang publik.

Sementara itu, Liu Pengyu, juru bicara kedutaan China di Washington, mengatakan dia tidak mengetahui adanya saran bahwa China mungkin bersedia membantu Rusia.

"China sangat prihatin dan berduka atas situasi Ukraina. Kami sangat berharap situasi akan mereda dan damai. akan kembali lebih awal,” katanya.

Presiden China  Xi Jinping telah mencoba untuk tidak mengutuk atau mendukung tindakan Putin di Ukraina.

Beijing berhenti mengutuk Rusia atas tindakannya di Ukraina tetapi juga berulang kali menyerukan negosiasi menuju gencatan senjata dan resolusi konflik. 

Ketika Rusia mencaplok Krimea pada 2014, China secara resmi tetap netral.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: