Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendeta Saifuddin Minta Ayat Al-Qur.'an Dihapus, Guntur Romli Sebut Itu Kebodohan yang Nyata

Pendeta Saifuddin Minta Ayat Al-Qur.'an Dihapus, Guntur Romli Sebut Itu Kebodohan yang Nyata Kredit Foto: Instagram/Mohamad Guntur Romli
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Mohamad Guntur Romli menyampaikan tanggapannya terhadap permintaan Saifuddin Ibrahim yang meminta Menteri Agama menghapus 300 ayat Al-Qur.'an. Hal itu disampaikan oleh Guntur Romli melalui acara bertajuk "Fatwa Guntur Romli" yang tayang pada kanal YouTube CokroTV.

Guntur menilai, permintaan penghapusan ayat kepada Menteri Agama tidakklah tepat. Pasalnya, Kementerian Agama tidak mengurus hal-hal macam begini.

Baca Juga: Eng Ing Eng, Anies Atau Ganjar Minggir Dulu, Sosok Ini Yang Buat Kejutan di Bursa Capres 2024

"Ini permintaan yang bodoh. Menteri Agama adalah tugasnya pengurusan teknis dan administratif kehidupan umat beragama. Tidak menyentuh soal substansi keyakinan internal, apalagi sampai usulan gendeng revisi kitab suci," ujar Guntur Romli, dikutip dari kanal YouTube CokroTV.

Pria yang akrab disapa Gun Romli itu menyebut sosok seperti Saifuddin Ibrahim ini seperti lainnya, yang berpindah keyakinan ke Islam lalu menjelekkan agama sebelumnya. Targetnya adalah, dijelaskan Guntur Romli, kaum-kaum Islam intoleran dan radikal, yang menikmati cerita perjalanan perpindahan agama mereka dari agama sebelumnya menuju agama Islam. Guntur pun melabeli mereka dengan julukan 'mualaf intoleran'.

"Saifuddin Ibrahim yang keluar dari islam, kemudian masuk kristen, lantas menjelek-jelekkan agama Islam, ini sebelas-duabelas dengan golongan 'mualaf intoleran' itu," katanya.

Baginya, sikap menjelekkan agama lain ini dipakai oleh kelompok intoleran dan radikal di masing-masing agama, untuk menimbulkan kecurigaan antar agama dan berpotensi memunculkan konflik antar agama.

"Ini kondisi yang berbahaya. Kalau saling menjelek-jelekkan, akan memicu konflik," ucap Guntur.

Baca Juga: Petinggi Parpol hingga Menteri Berani Usul Tunda Pemilu, Muhammadiyah Kasih Pesan Menohok

Memberikan kritik terhadap agama tentu dibolehkan, kata Guntur, tetapi tetap mengikuti koridor etika yang benar. Kalau mengkritik urusan agama lain tentu tidak benar, menurutnya.

"Menyebut 300 ayat Al-Qur.'an bermasalah, kemudian menuntut agar dihapus dan direvisi, merupakan kebodohan yang nyata dari orang yang katanya mengaku pernah di pesantren," tukasnya.

Mahfud MD Ikut Berkomentar

Dilain pihak, Menteri Koordinator, Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD juga ikut mengomentari ucapan yang dilontarkan Saifuddin Ibrahim. Mahfud MD menegaskan, bahwa pernyataan yang disampaikan oleh Pendeta Saifudin menimbulkan kegaduhan dan kemarahan di tengah masyarakat.

"Saya minta polisi segera menyelidiki itu (Saifuddin, red)," ujar Mahfud MD di Jakarta, Rabu (16/3).

Mahfud MD juga meminta Kepolisian menutup akun YouTube pribadi Pendeta Saifuddin. Pasalnya, akun tersebut dijadikan media untuk menyebarkan konten-konten provokatif.

"Jadi, itu meresahkan dan provokasi untuk mengadu domba antarumat," jelas Mahfud MD.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Adrial Akbar
Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: