Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pos Indonesia Kembangkan MyPos dan O-Ranger Santri

Pos Indonesia Kembangkan MyPos dan O-Ranger Santri Kredit Foto: Pos Indonesia
Warta Ekonomi, Bandung -

PT Pos Indonesia (Persero) terus melakukan penetrasi jaringan dengan membidik komunitas pesantren. Langkah ini dilakukan dengan pembukaan Agen MyPos Solahul Rahmat dan kick off peluncuran O-Ranger Santri di Deltasari, Sidoarjo, Jawa Timur.

Hadir Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia Siti Choiriana beserta jajaran manajemen Pos Indonesia lainnya, serta para kyai NU dari Sidoarjo. SVP Retail Business PT Pos Indonesia (Persero) Makky M Makmur menyatakan, launching Agen MyPos Solahul Rahmat dan kick off peluncuran O-Ranger Santri adalah kelanjutan dari Pos Go to Pesantren. Di mana, PT Pos Indonesia masuk ke pesantren membangun jiwa entrepreneurship di kalangan santri.

Baca Juga: Dalam 2 Minggu, Pos Indonesia Salurkan 90% Dana Program Kartu Sembako kepada 18,8 Juta Penerima

"Jadi ini adalah upaya kami membangun jiwa entrepreneurship di lingkungan pesantren melalui Agen MyPos dan O-Ranger Santri. Mereka menjadi mitra kita, bersama-sama membangun ekonomi pesantren," kata Makky dalam keterangan resminya, Sabtu (26/3/2022).

Saat ini, pihaknya terus melakukan penambahan Agen MyPos. Rencananya, dalam waktu dekat ada 60 agen yang akan bergabung. Tahun lalu, Pos Indonesia mencatat ada 600 agen MyPos yang telah telah menjadi bagian Pos Indonesia.

Seperti diwartakan sebelumnya, Agen MyPos merupakan konsep mitra bisnis yang dikembangkan Pos Indonesia bagi komunitas atau pribadi. Nantinya, Agen MyPos akan memiliki keleluasaan membangun gerai MyPos. Gerai MyPos didesain dengan tampilan menarik, kekinian, dan fresh look, sesuai dengan karakter kalangan milenial. MyPos dibuat berbeda dengan gerai atau kantor Pos lainnya.  

Gerai MyPos berlokasi di titik atau lokasi di mana banyak dikunjungi kalangan milenial, seperti mal, pusat perbelanjaan, kafe, atau tempat kongkow hingga pusat aktivitas masyarakat lainnya. MyPos tak hanya hadir sebagai layanan kurir, logistik, dan berbagai layanan jasa keuangan lainnya, tetapi diharapkan menjadi pusat bisnis dan transaksi ekonomi.

Adapun Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia Siti Choiriana (Anna) menyebutkan tak sekadar tampilan yang kekinian, jam operasional gerai MyPos juga lebih lama. Setiap gerai akan melayani pelanggan mulai pukul 06.00 hingga 22.00. Panjangnya jam operasional MyPos ini diharapkan makin memudahkan konsumen melakukan pengiriman barang.

"Ini yang membedakan gerai MyPos dengan agen atau kantor layanan Pos lainnya. Kami berharap, gerai ini bisa menjawab kebutuhan milenial dalam melakukan pengiriman barang dan mengakses layanan Pos Indonesia lainnya," ungkapnya.

Selain gerai, Pos Indonesia juga mengembangkan platform online MyPos. Platform ini dikhususkan bagi agen atau pemilik gerai yang bergabung menjadi agen MyPos. Platform ini menjadi penghubung antara Pos Indonesia dengan pemilik gerai.

"Ini akan memudahkan pemilik gerai MyPos dalam melayani pelanggan. Semua layanan Pos Indonesia bisa diakses secara cepat dan mudah melalui platform online MyPos," katanya.

Sementara, O-Ranger Santri adalah kurir yang memaksimalkan SDM dari kalangan santri. Mereka nantinya akan menjadi kurir untuk platform PosAja. PosAja menjadi solusi bagi masyarakat untuk mengirimkan barang dari rumah melalui handphone.

"O-Ranger Santri adalah upaya Pos Indonesia membangun jiwa entrepreneur di kalangan santri. Ini juga upaya kami menggerakkan ekonomi masyarakat di lingkungan pesantren," imbuhnya.

Diketahui, aplikasi PosAja melayani pengiriman dalam kota dengan jaminan 3 jam sampai. "Konsumen juga bisa memilih berbagai layanan kiriman reguler, pengiriman ekspres ke seluruh daerah di Indonesia, dan layanan lainnya," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: