Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Namanya Dipakai PDIP untuk Hajar Luhut Binsar Pandjaitan, Ini Sosok Brutus Sang Pengkhianat

Namanya Dipakai PDIP untuk Hajar Luhut Binsar Pandjaitan, Ini Sosok Brutus Sang Pengkhianat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menyebut Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) sebagai Brutus di dalam lingkaran Presiden Jokowi. Pernyataan itu disampaikan Masinton terkait manuver politik Luhut yang mewacanakan penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi menjadi tiga periode. Wacana itu diklaim Luhut atas keinginan 110 juta warga Indonesia dari big data.

Masinton berkata wacana itu sama saja Luhut menjerumuskan Presiden Jokowi. “Brutus di dalam Istana itu ya Luhut,” kata Masinton dalam sebuah video.

Baca Juga: Keras! Pengamat Ini Sebut Jokowi Seharusnya Sudah Pecat Luhut Binsar Pandjaitan!

Sedulur, kita tidak akan membahas soal manuver politik Luhut. Kita akan membahas soal siapa Brutus yang dimaksud Masinton, sampai-sampai Luhut yang disebut Menteri Palugada diberi gelar "Brutus".

Dalam catatan sejarah, Brutus adalah seorang pengkhianat sekaligus pembunuh penguasa Republik Romawi, Julius Caesar. Pada 15 Maret 44 SM, Caesar dibunuh dengan cara ditikam oleh sejumlah senator yang dipimpin Marcus Junius Brutus dan Gaius Cassius Longinus. Sejumlah Senator Romawi juga terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Rencana pembunuhan bermula dari ketakutan para senator terhadap pemerintahan Julius Caesar yang semakin berkuasa. Brutus, yang sebelumnya pernah dimaafkan Julius Caesar, dibujuk oleh para senator untuk menggulingkan Julius Caesar.

Julius Caesar meninggal usai menerima undangan Senat. Padahal Calpurnia, istri Julius Caesar, sempat melarang suaminya untuk pergi karena curiga dengan undangan tersebut. Namun, Julius Caesar tetap menerima undangan Senat hingga akhirnya Brutus bersama anggota Senat menikam Julius Caesar puluhan kali. Jasad Julius Caesar lalu dibakar alias dikremasi.

Para pembunuh berdalih tujuan pembunuhan terhadap Julius Caesar sebagai tiranisida alias pembunuhan terhadap seorang tiran atau penguasa tak adil, biasanya untuk kebaikan umum. Mereka menganggap pembunuhan Julius Caesar yang dituding sebagai seorang tiran akan efektif secara simbolis.

Baca Juga: PDIP Hajar Telak Luhut Binsar Pandjaitan, Deklarator Barnas: Tak Beretika!

Sayangnya, pembunuhan Julius Caesar yang naik berkat perang saudara, menimbulkan perang saudara lain. Akhirnya Oktavianus, cucu kakaknya, naik sebagai Kaisar Romawi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: