Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Refly Harun Sebut Klaim Big Data Luhut Cuma Bikin Keonaran, Lebih Parah dari Kasus Bahar Bin Smith

Refly Harun Sebut Klaim Big Data Luhut Cuma Bikin Keonaran, Lebih Parah dari Kasus Bahar Bin Smith Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menilai pernyataan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan soal big data Jokowi 3 periode sudah membuat keonaran.

Refly bahkan menilai keonaran yang ditimbulkan Luhut jauh lebih besar dibandingkan dengan omongan Habib Bahar bin Smith.

Menurut Refly, pernyataan Luhut telah membuat keonaran, bahkan sampai menimbulkan demonstrasi mahasiswa dan lapisan masyarakat lain pada 11 April.

Baca Juga: Blak-blakan Sebut Klaim Big Data Luhut Sampah, Politikus PDIP: Such A Bullshit!

"Hingga hari ini, kita tak kunjung melihat big data dari 110 juta orang yang bicara perihal penundaan pemilu," ujarnya dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Rabu (13/4/2022).

Refly mengatakan bahwa eksistensi sebenarnya dari big data itu merupakan pangkal keonaran di masyarakat.

"Hal itu juga yang membuat Ade Armando terpaksa mengalami penganiayaan," katanya.

Baca Juga: Makin Tak Masuk Akal, Klaim Big Data Luhut Dibalas Survei SPIN: 71,8 Persen Publik Tidak Percaya

Advokat itu kembali menegaskan bahwa Demo 11 April terilhami dari penolakan penundaan pemilu. "Walaupun tak secara langsung dan tak terhubung kausalitasnya," tuturnya.

Lebih lanjut, Refly memaparkan bahwa big data milik Luhut tak kunjung dibuka.

"Kalau LaNyalla Mataliti bilang big data itu tidak benar. Sebab, big data milik LaNyalla menunjukkan lebih banyak orang ngomong minyak goreng dibandingkan penundaan pemilu," paparnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: