Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Medsos Jokowi Pamer Bangun Jalan Tol, Demokrat: Padahal Rakyatnya Kesusahan!

Medsos Jokowi Pamer Bangun Jalan Tol, Demokrat: Padahal Rakyatnya Kesusahan! Kredit Foto: Instagram/Joko Widodo
Warta Ekonomi -

Belakangan ini, Presiden Jokowi mendapat banyak kritik dari lawan-lawan politiknya. Menanggapi berbagai kritik itu, Jokowi menjawabnya dengan hasil kerjanya selama 7 tahun memimpin Indonesia. Salah satunya, Jokowi pamer bangun 1.900 km jalan tol lewat media sosial miliknya. Namun, postingan Jokowi itu, ditanggapi beragam. Ada yang puas, ada juga yang panas.

Di akun Twitternya @jokowi, Kepala Negara menuliskan hasil kerja kerasnya membangun jalan tol. 

“Selama 40 tahun, Indonesia hanya mampu membangun 780 km jalan tol. Maka, mulai tahun 2014 itu, pemerintah mendorong percepatan pembangunan jalan tol di Trans-Jawa, Trans-Sumatera, Kalimantan, sampai Sulawesi,” cuit Jokowi, Jumat (14/4). Baca Juga: Jokowi Harus Hentikan Sikap Luhut yang Arogan: Penyebar Berita Bohong!

Berapa panjang jalan tol yang dibangun selama 7 tahun memimpin Indonesia? ”1.900 km,” tambahnya.

Bagi Jokowi, menggenjot pembangunan infrastruktur jalan tol berdampak pada kesejahteraan rakyat. Begitupun sebaliknya, tanpa infrastruktur yang baik, maka produk Tanah Air akan sulit berkompetisi dengan negara lain. Akan tetapi, membangun infrastruktur bukan tanpa tantangan, khususnya soal pembiayaan.

Selama ini, pembangunan jalan tol selalu membebani APBN dan keuangan BUMN. Tidak mencari berbagai alternatif pembiayaan. “Atau diserahkan kepada swasta yang juga ternyata dalam sekian tahun tidak berjalan dengan baik,” ucapnya.

Karena itu, dia bersyukur dengan adanya Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesian Investment Authority (INA). Lembaga tersebut menjadi salah satu solusi pembiayaan pembangunan infrastruktur. Melalui sovereign wealth fund, pemerintah bisa lebih mudah mengundang investor luar untuk mendorong optimalisasi aset infrastruktur di Indonesia.

Adapun, peran INA tidak hanya untuk menarik investasi dari luar dalam bentuk ekuitas, melainkan juga untuk menanamkan dana investasi untuk proyek strategis nasional. Apa yang dilakukan oleh INA merupakan sebuah alternatif skema pembiayaan baru, dan diharapkan akan meningkatkan kepercayaan dari investor domestik maupun asing.

“Banyak investor yang akan masuk ke Indonesia lewat INA, bukan hanya jalan tol, tetapi juga untuk proyek besar lainnya,” kata Jokowi, menutup cuitannya.

Menurut buku Informasi Statistik Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 2020, di era kepemimpinan Jokowi dari 2015 hingga 2019, panjang jalan tol yang dibangun mencapai 1.298 kilometer. Adapun rinciannya Jabodetabek 43 kilometer. Kalimantan 65 kilometer. Non Trans Jawa: 77 kilometer. Trans Sumatera 427 kilometer. Trans Jawa 705 kilometer.

Cuitan Jokowi di Twitter itu, mendapat tanggapan dari warganet. Ada sekitar 7 ribuan pengguna Twitter yang menyukai cuitan tersebut, lalu dibagikan oleh 1.700-an warganet dan dikomentari lebih dari 2 ribu kali. Ada yang puas dan mengapresiasi atas capaian itu, tapi ada juga yang menyerang.

 

Sekretaris Jenderal Pro Jokowi (Projo), Handoko jadi pihak yang puas atas capaian yang disampaikan Jokowi lewat medsos itu. Pihaknya tidak meragukan kemampuan Jokowi dalam mengeksekusi janjinya. “Di tengah berbagai tantangan dan kompleksitas, beliau mampu mewujudkan rencana yang telah dibuat, termasuk oleh pendahulunya,” jelas Handoko, kemarin.

Dia bilang, sulit mencari pemimpin seperti Jokowi. “Maka, selain bersyukur, kita harus memastikan situasi tetap kondusif dan Presiden Jokowi bisa melanjutkan kerja besarnya bagi bangsa ini,” tambahnya.

Apresiasi juga disampaikan politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno. Pembangunan infrastruktur di era Jokowi memang menonjol. Bukan cuma jalan tol, tapi juga bandara, pelabuhan, bendungan, irigasi, dan masih banyak lagi.

“Untuk capaian tersebut, BUMN mendapat penugasan yang terkadang melebihi kapasitas keuangannya sehingga harus berutang,” sambung Hendrawan.

Namun, di kalangan oposisi, cuitan Jokowi pamer hasil kerja ini membuat sebagian merasa panas. Ketua Bakomstra Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyarankan, agar Jokowi tak hanya fokus pada infrastruktur saja, tapi juga kepentingan rakyat kecil. “Pemerintah silakan membangun jalan tol, tetapi jangan lalai untuk memenuhi kebutuhan mendasar rakyat,” kritik Herzaky.

Saat ini, kata dia, rakyat lagi susah dengan kenaikan sejumlah bahan kebutuhan pokok. Bahkan, sebagian bahan pokok yang sangat dibutuhkan rakyat, malah langka di pasaran.

“Untuk mendapatkannya, antreannya luar biasa di mana-mana. Pemandangan yang mungkin hanya pernah ditemui di Orde Lama. Seperti mundur puluhan tahun ke belakang ini pembangunan kita,” sindirnya.

Sementara itu, Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna membenarkan klaim Jokowi yang telah membangun 1.900 km jalan tol. Kata dia, pembangunan jalan tol di era Jokowi sangat dirasakan masyarakat. Apalagi Jalan Tol Trans-Jawa.

“Dulu, kalau mau mudik lewat Jalan Pantura isunya macet total. Bisa 20 jam ke Solo. Sekarang dengan adanya jalan tol ini, terbukti membantu arus mudik,” jelas Yayat, kemarin. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: