Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Klaim Kesehatan Mengejutkan Tentang Xi Jinping, Serang Otak hingga Sebabkan...

Klaim Kesehatan Mengejutkan Tentang Xi Jinping, Serang Otak hingga Sebabkan... Kredit Foto: AP Photo/Andy Wong
Warta Ekonomi, Washington -

Desas-desus beredar tentang kesehatan presiden China Xi Jinping dengan laporan yang belum dikonfirmasi bahwa pemimpin Partai Komunis China (PKC) dirawat di rumah sakit akhir tahun lalu.

Klaim telah muncul bahwa Xi menderita "aneurisma serebral" yang membuatnya dirawat di rumah sakit pada akhir 2021.

Baca Juga: Pendukung Setia China Dilantik Jadi Pemimpin Baru Hong Kong, Xi Jinping Girang

The Economic Times di India, serta sejumlah publikasi lain di negara itu, telah melaporkan rumor tersebut.

Aneurisma serebral dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak.

Menurut laporan, presiden China lebih suka dirawat dengan obat-obatan tradisional China daripada memilih operasi.

Beberapa pengamat China bereaksi dengan skeptis atas klaim tersebut, tetapi itu telah menambah spekulasi yang berkembang tentang pemimpin rahasia yang sangat tertutup selama pandemi.

"Xi tidak meninggalkan China dalam 21 Bulan. Covid mungkin hanya sebagian dari alasannya," demikian judul utama November di The New York Times.

Sementara laporan itu sebagian besar menunjukkan pergeseran dalam politik internal negara yang semakin berbalik ke dalam, ketidakhadiran Xi di panggung dunia telah memicu kekhawatiran tentang kesehatan pria berusia 68 tahun itu.

Sifat otokrasi dan cengkeraman mereka yang ketat terhadap informasi, yang mengarah pada desas-desus semacam itu. Spekulasi serupa telah mengepung diktator Rusia Vladimir Putin, yang telah berkembang pesat sejak invasinya ke Ukraina.

Fokus intens pada kesehatan pemimpin juga berbicara tentang kekuatan dan kontrol besar yang mereka miliki atas negara dan politiknya, dengan Xi mengkonsolidasikan kekuasaan dalam beberapa tahun terakhir dan membawa China ke arah yang semakin otoriter.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: