Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akselerasi Pemulihan, Digitalisasi dan Ekonomi Hijau Jadi Kunci

Akselerasi Pemulihan, Digitalisasi dan Ekonomi Hijau Jadi Kunci Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koperasi dan UKM (ManKop UKM) Teten Masduki mengatakan dengan proses digitalisasi, daya tahan UMKM banyak tertolongterutama dalam transaksi pembayaran konsumen melalui jasa online digital platform.

"18,5 juta UMKM telah melakukan digitalisasi secara bertahap atau tumbuh 131 % semenjak pandemi Covid-19,"kata Teten saat opening ceremony Karya Kreatif JabarĀ  (KKJ) dan Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) 2022 Trans Convention Centre Bandung, Sabtu (14/5/2022).

Teten menegaskan cara mendapatkan keuntungan dengan merusak lingkungan juga harus dihindari. Aktivitas perekonomian seperti produksi, distribusi dan konsumsi harus mengedepankan kualitas hidup manusia untuk jangka panjang tanpa mengorbankan kepentingan generasi masa depan.

"Berita baiknya, hasil riset UNDP mencatat sebagian besar UMKM tertarik dengan gagasan praktek usaha ramah lingkungan sebesar 95%. Sedangkan 85-90 % tertarik melakukan praktek usaha inklusif,"ungkapnya.

Teten menegaskan akses pembiayaan UMKM harus segera dirubah. Pasalnya, saat ini para UMKM baru mengakses pembiayaan sebesar 19,8%. Padahal, UMKM sudah mampu menyerap tenaga kerja hingga 97 %.

"Bandingkan dengan usaha besar yang hanya mampu menyediakan lapangan kerja sebesar 3 % tapi mendapatkan akses pembiayaan lebih luas,"katanya

Teten mengungkapkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas lapangan kerja Pemerintah dan Bank Indonesia harus mendorong pembiayaan inklusif dengan meningkatkan porsi kredit yang semula hanya 20% menjadi 30% pada 2022.

"Kredit tanpa agunan pun dinaikan menjadi Rp100 juta,"tegasnya Pemerintah menargetkan 1 juta UMKM masuk dalam sistem pengadaan e-katalog tahun ini. "Hingga saat ini sudah ada 304 ribu yang sudah terhubung ke e-katalog,"imbuhnya

Adapun, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil) mengatakan ekonomi hijau seringkali disalahartikan oleh masyarakat yang kerap menganggap ekonomi hijau sebagai aktivitas daur ulang.

"Tema tahun ini mengusung ekonomi hijau. Saya ingin mengingatkan karena kata hijau ini seringkali tidak dipahami, disangkanya hanya mendaur ulang," kata Kang Emil.

Padahal, definisi hijau adalah aktivitas manusia yang rendah karbon. Ia menilai, saat ini gaya hidup masyarakat terbilang boros karbon karena masih mengandalkan bahan bakar bensin yang didapat dengan cara mengeruk perut bumi.

Volume karbon berlebih mengakibatkan pemanasan global atau efek rumah kaca. Hal ini membuat cuaca tak menentu dan sulit diprediksi, sehingga mengancam ketahanan pangan.

"Karbon berlebih membuat cuaca menjadi tak menentu, maka panen susah diprediksi dan bisa mengancam ketahanan pangan. Potensi tsunami juga menjadi tinggi," jelasnya.

Gaya hidup hemat atau rendah karbon harus selalu diterapkan oleh para pelaku UMKM. Kang Emil menuturkan, gaya hidup hemat karbon ini bisa dimulai dengan memilih bahan baku lokal.

"Kalau bisa upayakan bahan baku lokal daripada beli impor. Itu sudah menghemat karbon," katanya. Penjualan produk pun supaya dimaksimalkan terlebih dulu untuk pasar lokal. Misalnya, produk UMKM dari Bogor bisa memprioritaskan di pasar Jabodetabek yang dapat menghemat penggunaan karbon.

"Jadi untuk ekonomi hijau, mari maksimalkan kekuatan lokal, resources-nya lokal, jualan di level lokal, dan kalau bisa energinya juga energi hijau, yaitu memanfaatkan panas bumi, energi matahari, air, angin, dan sebagainya," ungkapnya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpW) Jawa Barat, Herawanto mengatakan dalam rangka mendukung ekosistem ekonomi digital Karya Kreatif Jawa Barat dan Pekan Kerajinan Jawa Barat (KKJPKJB) 2022, pihaknya menerapkan digital payment dalam melakukan transaksi yaitu dengan menggunakan kartu debit, kartu kredit ataupun QRIS sehingga pengunjung juga didorong untuk menikmati QRIS experience.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: