Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Telkomsel Taruh Saham di GoTo, Ini Kata Kementerian BUMN

Telkomsel Taruh Saham di GoTo, Ini Kata Kementerian BUMN Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pastikan PT Telkomsel Indonesia tidak merugi akibat saham PT GoTo Gojek Tokopedia terkoreksi cukup dalam setelah initial public offering (IPO).

Sebagaimana diketahui, perusahaan telekomunikasi pelat merah tersebut melakukan investasi dengan nilai yang tidak kecil di saham GoTo.

Baca Juga: Nasib Saham GOTO Berubah 180 Derajat Gara-gara Bursa Kasih Kabar....

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan dinamika naik dan turunnya saham perusahaan di pasar modal adalah hal yang wajar saja, termasuk anjloknya saham GoTo di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

"Jadi dia, biasanya orang kalau investasi ada dua keuntungan yang dicari, pertama lewat bisnisnya, kedua lewat harga sahamnya. Sementara telkomsel ini dia itu bisnis long time, bukan jangka pendek," ujar Arya kepada wartawan, Selasa (17/5/2022).

Meski saham emiten penyedia platform digital di Indonesia ini terkoreksi, Arya memandang kerja sama antara Telkomsel dan GoTo bersifat jangka panjang. Bahkan, nilai investasi dari 11 komponen bisnis mencapai USD370 juta atau setara Rp5 triliun. 

Baca Juga: IndiHome dan Telkomsel Masih Jadi Mesin Pertumbuhan, Dalam 3 Bulan Telkom Raih Pendapatan Rp35,2 T

"Itu ada 11 komponen bisnis antara Telkomsel dengan Gojek, totalnya diperkirakan sekitar, bisnis yang sudah berjalan, itu USD370 juta, itu hampir Rp5 triliun lebih, itu bisnis Telkomsel di sana, ini informasi yang kami dapat ya," ujarnya.

Dengan pola bisnis tersebut, Arya memastikan Telkomsel justru mencatat keuntungan berarti. Penilaian ini didasarkan pada potensi 2,5 juta driver Gojek yang dikonversi menjadi pelanggannya Telkomsel. 

"Hitung saja berapa setahun bisnisnya Telkomsel kalau 2,5 juta driver memakai Telkomsel dengan pengeluaran pulsa 50.000 sehari, coba hitung berapa. Belum lagi kita pakai Go Shop, belum lagi ada advertising dan sebagainya," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: