Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siapa Sangka! Emisi Minyak Sawit Paling Rendah Dibandingkan Minyak Nabati Lainnya di Dunia

Siapa Sangka! Emisi Minyak Sawit Paling Rendah Dibandingkan Minyak Nabati Lainnya di Dunia Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai bagian dari kegiatan ekonomi dalam sektor pertanian, perkebunan kelapa sawit juga menghasilkan emisi. Namun berdasarkan sebuah studi terbaru menemukan bahwa minyak nabati yang paling rendah emisinya ialah kelapa sawit. 

Data PASPI menemukan, emisi minyak kedelai yakni 425 persen lebih tinggi dibandingkan emisi karbon kebun sawit. Emisi rapeseed sekitar 242 persen lebih tinggi dibandingkan kelapa sawit. Sedangkan emisi biji bunga matahari lebih tinggi 224 persen.  Sementara minyak kelapa dan minyak kacang tanah masing-masing mempunyai emisi 337 persen dan 424 persen lebih tinggi dibandingkan emisi sawit. 

Baca Juga: Kepala BPS Jelaskan Larangan Ekspor Minyak Sawit Berdampak pada Kinerja Ekspor Nasional

“Selain itu, industri kelapa sawit turut berkontribusi dalam energi alternatif terbarukan dengan tingkat emisi yang lebih rendah, salah satunya ialah biodiesel,” catat laman Palm Oil Indonesia

Berdasarkan kajian Euro Lex dalam PASPI, biodiesel sawit juga dapat menghemat emisi karbon hingga 62 persen. Tentu saja hal ini berbanding terbalik dengan emisi yang berasal dari energi fosil yang selama ini telah kita gunakan.

Seperti dilansir dari laman Palm Oil Indonesia pada Rabu (18/5), kemampuan penghematan emisi biodiesel sawit juga lebih tinggi daripada biodiesel minyak nabati lainnya. Data menemukan, kemampuan penghematan biodiesel rapeseed yakni sebesar 45 persen, kedelai 40 persen, dan bunga matahari 58 persen.  Bahkan beberapa kajian ilmiah juga menunjukkan kemampuan emisi karbon pada biodiesel sawit sebesar 40-71 persen.

Baca Juga: Ini Langkah Malaysia Penuhi Pasokan Minyak Nabati Global, Simak!

Data PASPI menemukan, selama periode 2010-2020, kebijakan mandatori biodiesel diimplementasikan di Indonesia, dan penghematan emisi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pengurangan emisi GRK meningkat dari hanya sekitar 592,3 ribu ton CO2 di tahun 2010 meningkat menjadi 22,3 juta ton CO2 pada tahun 2020.  Dengan kata lain, peningkatannya sebesar 400 kali lipat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: