Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Target Menkeu: Angka Kemiskinan Turun dan Tingkat Pengangguran Terbuka dapat Ditekan di Tahun 2023

Target Menkeu: Angka Kemiskinan Turun dan Tingkat Pengangguran Terbuka dapat Ditekan di Tahun 2023 Kredit Foto: Instagram/Sri Mulyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Paripurna DPR RI terkait Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) RAPBN 2023, menargetkan angka kemiskinan di Indonesia dapat turun ke level 7,5% sampai dengan 8,5% pada tahun depan seiring pengelolaan fiskal yang sehat, disertai efektivitas stimulus kepada masyarakat.

“Hal Ini akan terwujud seiring adanya transformasi ekonomi dan perbaikan kesejahteraan rakyat,” ujar Menkeu Sri Mulyani, Jumat (20/5/2022).

Baca Juga: Tahun 2022, Menkeu Sri Mulyani Perkirakan Penerimaan Negara Akan Naik

Sri Mulyani juga menargetkan tingkat pengangguran terbuka pada tahun depan dapat ditekan dalam kisaran 5,3% hingga 6%, rasio ini sekitar 0,375 hingga 0,378 serta Indeks Pembangunan Manusia sekitar 73,31 hingga 73,49.

Kemudian Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga ditingkatkan untuk mencapai kisaran masing-masing 103 sampai 105 dan 106 sampai 107.

Berbagai asumsi tersebut masuk dalam KEM PPKF Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2023.

Target ini sejalan dengan tema kebijakan fiskal 2023 yang difokuskan pada Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan yang juga selaras dengan tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2023.

"Strategi kebijakan fiskal 2023 adalah memfokuskan anggaran untuk penguatan kualitas SDM, akselerasi pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi dan regulasi, revitalisasi industri serta mendorong pembangunan ekonomi hijau," ujarnya.

Selain itu kebijakan juga diarahkan bagi peningkatan efektivitas transformasi ekonomi melalui reformasi fiskal dengan memobilisasi pendapatan untuk pelebaran ruang fiskal.

Baca Juga: Soroti UAS Dideportasi Singapura, Menterinya Jokowi: Jaga Lisan, Jaga Mulut!

Pemerintah turut memperkuat spending better untuk efisiensi dan efektivitas belanja serta mendorong pengembangan pembiayaan yang kreatif dan inovatif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: