Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Singgung Bendera LGBT Kedubes Inggris, Hidayat Nur Wahid: Bukti Pancasila Masih Perlu Disosialisasi

Singgung Bendera LGBT Kedubes Inggris, Hidayat Nur Wahid: Bukti Pancasila Masih Perlu Disosialisasi Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menyinggung pengibaran bendera LGBT di Kedubes Inggris. Dia menegaskan salah satu kesepakatan para pendiri bangsa tertuang dalam sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Mereka ini harus diingatkan bahwa LGBT bertentangan dengan Pancasila. Inilah buktinya bahwa Pancasila masih sangat perlu disosialisasikan," kata Hidayat Nur Wahid di acara Sosialisasi Empat Pilar MPR yang berlangsung di Hotel Le Beringin, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Sabtu (21/5/2022) malam.

Baca Juga: Kecam Pengibaran Bendera LGBT di Kedubes Inggris, Politikus PKS: Jangan Lecehkan Negara Ini!

Contoh lain adanya upaya mengubah kesepakatan para pendiri bangsa dengan munculnya RUU Haluan Ideologi Pancasila. HNW menilai RUU tersebut justru menurunkan derajat Pancasila karena masih menyebut soal Trisila dan Ekasila.

"Kesepakatan para pendiri bangsa tentang Pancasila dan UUD 1945 sudah final. Bahkan, saat UUD diamandemen pada era reformasi, dinyatakan bahwa pembukaan UUD yang di dalamnya ada teks Pancasila tidak boleh diubah. Selain pembukaan, bentuk negara NKRI juga sudah final tidak boleh mengalami perubahan," tegas HNW.

Munculnya kasus Islamophobia, Indonesiaphobia, dan upaya memisahkan antara Islam dari Indonesia juga bukti penguasaan sejarah yang masih dangkal. "Mereka harus mau memperdalam pelajaran sejarah bangsanya," kata mantan Ketua MPR itu.

Baca Juga: Kecam Bendera LGBT di Kedubes Inggris, Anwar Abbas: Tidak Menghormati Negara Republik Indonesia!

Sejak dulu, kata HNW, para tokoh Islam bersama non-muslim dan nasionalis sudah saling mengikat satu sama lain.

"Karena itu Muhammadiyah menyebut bangunan permusyawaratan yang membentuk Indonesia sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah. Artinya negara kesepakatan dari perjanjian yang disepakati," pungkasnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Wali Kota Salatiga Muh Haris, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Salatiga Imam Sutomo, Bendahara Umum PP Pemuda Muhammadiyah Zaedi Basiturrazaq, Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah Eko Pujiatmoko, Direktur LBH PP Muhammadiyah Taufik Nugroho, serta Direktur LBH PWM Jawa Tengah Ponxi Yoga Wiguna.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: