Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Luhut Ditugaskan Atasi Minyak Goreng, Bisakah Kembalikan Harga Seperti Semula?

Luhut Ditugaskan Atasi Minyak Goreng, Bisakah Kembalikan Harga Seperti Semula? Kredit Foto: Instagram/Luhut Binsar Pandjaitan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo untuk urusi masalah minyak goreng. Meski begitu, Luhut diprediksi tak sanggup kembalikan harga minyak goreng curah seperti semula di awal Februari 2022 dengan harga Rp11.500.

Prediksi itu disampaikan oleh pakar kebijakan publik narasi institute, Achmad Nur Hidayat. Baginya, ada beberapa alasan mengapa luhut tak bisa kembalikan harga minyak goreng seperti sediakala.

Baca Juga: Luhut Binsar Tangani Minyak Goreng, Nusron Wahid: Hampir Semua Tugas Luhut Done dan Delivered

"Pertama adalah LBP tidak independen dari para pengusaha minyak nabati tersebut. Beberapa tersangka kejagung seperti Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia MPT, Senior Manager Corporate Affair Permata Hijau Group (PHG) SM, dan General Manager di Bagian General Affair PT. Musim Mas PTS diakui memiliki kedekatan khusus dengan LBP," ujar Achmad.

Faktor itu juga, katanya, membuat Luhut akan dipengaruhi pertimbangan untung atau tidaknya para pengusaha sawit bila ingin kembalikan harga minyak goreng seperti semula. Dan juga, lanjut Achmad, para pengusaha sawit inginkan harga tetap di level sekarang, yang menyentuh sekitar Rp16.900 untuk minyak curah dan sekitar Rp24-25 ribu perliter untuk minyak kemasan.

"Bila LBP independen maka sangat mungkin menggunakan unsur "sanction" kepada pengusaha sawit tersebut demi kepentingan publik banyak. Pertanyaan utamanya apakah LBP bisa mengabaikan para pengusaha tersebut?" Katanya.

Alasan kedua adalah terlalu kompleksnya rantai distribusi minyak goreng untuk disederhanakan. Menurutnya, para distributor minyak goreng senang menjual minyak goreng dengan harga tinggi, sehingga para distributor enggan menjualnya ke pasar curah dan lebih memilih ke pasar kemasan dan premium. Oleh karenanya, pendekatan pasar tentu tidak akan berhasil karena ada kegagalan pasar sehingga dibutuhkan keterlibatan pemerintah untuk mengatasinya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Adrial Akbar
Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: