Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gelar Pekan Literasi di Toba, Kemensos Percepat Penanganan Kemiskinan di Kawasan 3T

Gelar Pekan Literasi di Toba, Kemensos Percepat Penanganan Kemiskinan di Kawasan 3T Kredit Foto: Kemensos
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Sosial terus percepatan penanganan kemiskinan yang mencakup penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM) para penerima manfaat beserta keluarganya. Dalam berbagai kesempatan, Menteri Sosial Tri Rismaharini kerap menyinergikan langkah penanganan kemiskinan  dengan program penguatan SDM.

Di kawasan 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar), seperti di Erosaman (Papua), Pulau Bertam (Batam), Suku Anak Dalam (Jambi), dan di Timor Tengah Utara (NTT), Mensos membangun community center. Di sini, penerima manfaat dan anak-anaknya diberikan akses informasi melalui saluran internet.

Baca Juga: Tinggal Digubuk Lapuk Tanpa Aliran Listrik, Nenek Mirah Dapatkan Rumah Bantuan dari Kemensos

Dengan sarana internet memungkinkan mereka mengakses berbagai konten yang mendukung peningkatan literasi informasi. Mereka juga tetap bisa belajar, meskipun tenaga pengajar tidak hadir setiap hari karena medan yang sulit ditembus. Sejalan dengan kebijakan umum Mensos, di beberapa daerah Kemensos melalui para Pendamping tidak hanya berfokus pada penyaluran bansos. Pendamping juga menyinergikan pelaksanaan program penanganan kemiskinan yang dibarengi dengan penguatan SDM.

Untuk memperkuat kualitas SDM penerima manfaat, Pendamping Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) di Toba, menggelar Pekan Literasi Anak KPM PKH. Kegiatan ini menyasar anak usia sekolah dasar di Desa Sibolahotang SAS Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara. Peningkatan literasi penting untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan masyarakat. Bagi anak-anak, kemampuan literasi menjadi stimulan untuk meningkatkan daya nalar dan kecerdasannya.

"Kegiatan ini dilaksanakan, selain karena tingkat literasi anak yang rendah, juga diharapkan untuk memberikan stimulan daya nalar kepada anak KPM PKH Toba sehingga menjadikan mereka anak yang cerdas dan berdaya nalar tinggi," kata Koordinator PKH Toba Rammen Andino Sinaga di Pekan Literasi Anak KPM PKH Toba dikutip dalam keterangan rilisnya, Kamis (16/6/2022).

Kegiatan yang diikuti oleh 145 anak dari Kecamatan Balige dan pegiat literasi ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran anak KPM PKH di Toba tentang betapa pentingnya membaca dan mengenal  bahan bacaan. Penyediaan bahan bacaan pada pekan literasi ini dididukung oleh Dinas Perpustakaan Kabupaten Toba berupa mobil Perpustakaan Keliling.

Dukungan positif juga datang dari Pemerintah Desa Setempat. Perwakilan Pemerintah Desa, Asima Siahaan, mengaku bangga dan senang bahwa kegiatan pekan literasi digelar di Desa Sibolahotang SAS. "Saya bangga dan senang kegiatan Pekan Literasi dilakukan di desa kami, dan berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan juga didaerah lainnya," katanya.

Dalam sambutannya, Pegiat Literasi Pandri Sitanggang menyampaikan agar kegiatan ini berkelanjutan, tidak sekedar seremonial. "Harus ada taman-taman baca PKH di setiap desa yang diinisiasi oleh Pendamping Sosial PKH agar menjadi Peta Jalan Pembudayaan Literasi," katanya.

Kemensos juga telah mendukung upaya peningkatan literasi dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana. Di antaranya dengan memproduksi literasi khusus bagi penyandang disabilitas netra, mendirikan Pojok Baca Digital (Pocadi) di seluruh Sentra dan Sentra Terpadu milik Kemensos se-Indonesia serta perpustakaan dalam community centre untuk anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Jelutih, Jambi dan anak-anak di Kefamenanu, Timur Tengah Utara (TTU), NTT.

Secara umum, literasi terhadap bahan bacaan di Indonesia masih perlu ditingkatkan. UNESCO menyebut indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia hanya ada satu orang yang memiliki minat baca. 

Selain itu, hasil survei Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019 menempatkan Indonesia di peringkat ke-62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: