Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menkeu Optimistis Tahun ini Defisit Anggaran Turun Signifikan di Bawah 4%

Menkeu Optimistis Tahun ini Defisit Anggaran Turun Signifikan di Bawah 4% Kredit Foto: Kemenkeu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada awal tahun 2022, perekonomian dunia melanjutkan tren pemulihan setelah mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19. Di tengah terkendalinya Pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi dihadapkan pada peningkatan risiko lainnya yang berpotensi menahan keberlanjutan pemulihan perekonomian dunia.

Ketegangan geopolitik akibat konflik Rusia-Ukraina yang tereskalasi secara cepat menjadi sumber risiko yang berdampak pada disrupsi sisi suplai, yang kemudian mendorong peningkatan inflasi global dan lonjakan harga komoditas.

Dengan berbagai dinamika tersebut, Pemerintah mengambil kebijakan yang menjadikan APBN sebagai shock absorber untuk menjaga stabilitas perekonomian serta menjaga proses pemulihan ekonomi nasional yang tengah berlangsung. Kebijakan tersebut juga disinergikan dengan langkah penyehatan APBN sejalan dengan meningkatnya penerimaan negara sebagai dampak kenaikan harga komoditas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, APBN 2022 dalam posisi yang cukup optimal untuk menjadi shock absorber di dalam mempertahankan daya beli rakyat dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, namun kesehatannya juga akan berangsur menjadi lebih baik.

"Defisit akan mengalami penurunan sangat signifikan di bawah 4%, dan pemulihan ekonomi ini serta kinerja APBN yang baik akan menjadi bekal yang cukup baik bagi kita menghadapi guncangan global yang diperkirakan masih akan tinggi,” jelas Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat dengan Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Jumat (1/7/2022). Baca Juga: Kemenkeu Paparkan Hasil Pembahasan RAPBN 2023, Ini Detailnya!

Kinerja APBN pada semester I tahun 2022 mampu menjaga fundamental perekonomian domestik di tengah ketidakpastian pandemi Covid-19, eskalasi tensi geopolitik, dan lonjakan harga komoditas. Pertumbuhan ekonomi triwulan I mencapai 5,0% (yoy) dan hingga semester I tahun 2022 diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,9 s.d 5,2 persen.

Tren pertumbuhan ini, kata Sri Mulyani, diperkirakan akan terus membaik sepanjang tahun 2022 di tengah risiko ketidakpastian global yang meningkat. Laju inflasi pada semester I tahun 2022 bergerak dengan tren naik sejak awal tahun seiring mulai pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat yang mendorong peningkatan permintaan domestik. Sampai dengan semester 1 tahun 2022, laju inflasi mencapai 4,35 persen (yoy) terutama dipicu gejolak harga komoditas global sebagai dampak pemulihan ekonomi dan naiknya tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Adapun realisasi pendapatan negara semester I mencapai sebesar Rp1.317,2 triliun atau tumbuh 48,5 persen (yoy) (mencapai 58,1 persen dari target Pagu Perpres Nomor 98 Tahun 2022), sementara realisasi belanja negara mencapai Rp1.243,6 triliun atau lebih tinggi 6,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan persentase penyerapannya mencapai 40,0 persen terhadap pagu Perpres Nomor 98 Tahun 2022.

"Dengan mempertimbangkan perkiraan pendapatan dan belanja negara pada keseluruhan tahun 2022, maka defisit APBN secara nominal diperkirakan Rp732,2 triliun atau sekitar 3,92 persen terhadap PDB sejalan dengan langkah kebijakan konsolidasi fiskal Pemerintah," tuturnya. Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Tegas: Tidak Ada Lagi Program Pengampunan Pajak!

Pemerintah senantiasa mengupayakan kombinasi sumber pembiayaan yang optimal dalam rangka memenuhi target pembiayaan anggaran dalam kerangka pelaksanaan konsolidasi fiskal pada tahun 2023. Pelaksanaan APBN tahun 2022 akan terus dioptimalkan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, mempertahankan daya beli masyarakat, dan kesehatan APBN.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: