Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saham Jhonlin Agro Diborong Investor Saat Perdana Mejeng di Bursa, Pundi-pundi Haji Isam Makin Menggunung

Saham Jhonlin Agro Diborong Investor Saat Perdana Mejeng di Bursa, Pundi-pundi Haji Isam Makin Menggunung Kredit Foto: Youtube
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit milik konglomerat asal Kalimantan Selatan, Haji Isam, PT Jhonlin Agro Raya Tbk telah selesai melaksanakan Pencatatan dan Perdagangan Perdana Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada masa Penawaran Umum Perdana Saham (Offering Period) pada tanggal 29 Juli – 2 Agustus 2022, perusahaan deengan kode saham JARR ini meraih dana sebanyak Rp366,8 miliar dengan melepas 1,22 miliar lebih saham yang merupakan 15,29% dari modal disetor dan ditempatkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp300 per saham. 

Kala perdana diperdagangkan di pasar modal, saham perusahaan tercatat ke 799 di BEI ini langsung mentok ke batas atas ke posisi Rp374 per saham, setelah naik 74 poin atau 24,67%. Hal tersebut pun membuat pundi-pundi Haji Isam makin menggunung. 

Baca Juga: Serap 1.200 Tenaga Kerja, Anak Perusahaan Jhonlin Group Bangun Smelter Nikel Kapasitas 40.000 Ton!

“Pencatatan saham ini merupakan realisasi dari komitmen manajemen untuk Go Public melalui mekanisme perdagangan di BEI, mulai saat ini PT Jhonlin Agro Raya Tbk resmi menjadi perusahaan publik”, kata Zafrinal, Direktur Utama JARR, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (4/8/2022). 

Dana hasil IPO ini, akan digunakan sekitar 21% untuk pembayaran sebagian biaya pembangunan Pabrik Kelapa Sawit dan sekitar 79% akan digunakan untuk modal kerja. Dalam aksi korporasi ini emiten menunjuk Penjamin Pelaksana Emisi Efek yakni PT Investindo Nusantara Sekuritas serta 3 Penjamin Emisi Efek yaitu PT Panca Global Sekuritas, PT Binaartha Sekuritas dan PT Lotus Andalan Sekuritas. 

Menurut Direktur Investment Banking PT Investindo Nusantara Sekuritas, Anshy ML Mawuntu, pada masa Penawaran Umum yang menggunakan sistem penawaran elektronik ini, tercatat sebanyak hampir 27 ribu pemesanan saham JARR.

"Dari total pemesanan saham yang masuk, sejumlah lebih dari 7 miliar saham merupakan permintaan yang berasal dari pooling allotment, sehingga terjadi oversubscribed sebesar 58 kali dan kelebihan permintaan sebanyak hampir 7 kali dari total saham yang ditawarkan," ucap Anshy. 

Baca Juga: Jhonlin Group Dukung 17 Atlet Sepeda Asal Kalsel di Kejurnas ICF Championship 2022 Banyuwangi

Sementara itu, Direktur Keuangan JARR, Temmy Iskandar mengungkapkan bila Perseroan membukukan penjualan pada periode 3 bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 sebesar Rp1,3 triliun, naik 12.433% dibandingkan penjualan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2021.

“Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan volume penjualan FAME, seiring beroperasinya pabrik biodiesel Perseroan pada September 2021 serta produk baru PFAD, RBDPO, Glycerin dan Fatty Mater,” ungkap Temmy. 

Dengan pencapaian positif itu Perseroan berencana membagikan deviden setelah IPO dengan besaran deviden sebanyak-banyaknya 15 % dari laba bersih tahun buku 2023 dan dibayarkan pada tahun 2024, untuk 50-100 miliar dan sebanyak-banyaknya 20 % untuk diatas 100 miliar. 

Pada tanggal 31 Maret 2022, total aset Perseroan sebesar 3.321 miliar dengan total liabilitas sebesar 2.487 miliar dan total ekuitas sebesar 834 miliar. 

Asal tahu saja, perseroan didirikan pada tahun 2014, berdasarkan data Prospektus, komposisi pemegang saham Perseroan setelah IPO adalah PT Eshan Agro Sentosa (84,64%), PT Sinar Bintang Mulia (0,08%) dan Masyarakat 15,29%.
Kegiatan usaha utama Perseroan adalah perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit terpadu. Perseroan memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 17.020 Ha dengan izin Hak Guna Usaha (HGU) di Kotabaru dan Tanah Bumbu. Perseroan memiliki Pabrik Refinery dan Pabrik Biodisel dengan kapasitas 1500 TPD. 

Saat ini Perseroan sedang melakukan tahap penyelesaian pembangunan Pabrik Minyak Goreng dengan kapasitas 250 TPD yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2022, dan proses persiapan dan pematangan lahan pembangunan Pabrik Kelapa Sawit dengan kapasitas 60 TPH. 

Produk yang dihasilkan saat ini adalah FAME sebagai bahan campuran biodiesel dan PFAD, RBDPO, Glycerin, Fatty Mater yang merupakan bahan baku industri makanan dan oleo kimia, bahan baku consumer goods yang dikonsumsi masyarakat sebagai bagian dari kebutuhan sehari-hari, kegiatan usaha Perseroan menjadi hilirisasi usaha yang terintegrasi dan terpadu. 

Perseroan memiliki komitmen menjalankan usaha secara optimal dan berkelanjutan sehingga dapat berpartisipasi dalam program B30 yang ditetapkan Pemerintah untuk penghematan devisa negara dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: