Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ambisi Kuasai Perikanan Dunia (II)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Indonesia memiliki lautan seluas 5,8 juta kilometer persegi. Ini merupakan anugerah begitu besar yang patut disyukuri. Dari dalam laut, banyak potensi bisnis yang bisa digali, terutama perikanan. Sayangnya, potensi ini belum diberdayakan secara maksimal.

Melihat tidak optimalnya penggarapan sektor perikanan di Indonesia, membuat pemerintahan Joko Widodo menaruh perhatian khusus terhadap masalah ini. Kementerian Koordinator Bidang Maritim pun dibentuk untuk bisa mengoordinasi kementerian yang terkait langsung dengan bidang kemaritiman.

KKP juga menargetkan hasil produksi perikanan dan kelautan setiap tahun terus meningkat. Berbagai upaya untuk mewujudkan target produksi pun terus dilakukan. Jika Indonesia mampu memaksimalkan potensi lautnya, tidak mustahil negara ini bisa menjadi raja di sektor perikanan dalam beberapa tahun ke depan. Sayangnya, potensi perikanan yang sedemikian besar belum mampu dimanfaatkan secara baik.

Satu contoh kecil adalah produksi ikan tuna. Indonesia masih kalah dengan Thailand. Jika Thailand yang hanya punya laut seluas 205.600 kilometer persegi bisa memproduksi ikan tuna sebanyak 800.000 ton per tahun, mengapa Indonesia yang lautnya jauh lebih luas hanya mampu menghasilkan 600.000 ton per tahun? Sudah jelas, ada yang tidak beres dalam pengelolaan sektor perikanan nasional selama ini.

Dalam hal ini, perikanan memiliki arti yang cukup luas, yang meliputi penangkapan, pembudidayaan ikan, kerang, rumput laut, udang, hingga bagian pengolahan hasil-hasil perikanan sektor produksi, seperti sushi, tempura, breaded, dan surimi. Semua hasil perikanan ini diharapkan bisa mendatangkan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

Kepala Pusat Analisis Kerja Sama Internasional dan Antar-Lembaga KKP Anang Noegroho mengatakan potensi produksi perikanan Indonesia pada 2015 diprediksi bisa mencapai 13,82 juta ton. Jumlah tersebut belum termasuk potensi produksi rumput laut dan ikan non-konsumsi.

Sementara itu, target potensi produksi hingga akhir 2019 diharapkan bisa mencapai 24,11 juta ton dengan perkiraan pertumbuhan 14,96%. Di sisi hasil penangkapan ikan pada tahun depan, diprediksi bisa mencapai 6,15 juta ton. Lalu, jika sektor nelayan tangkap ikan pertumbuhannya bisa mencapai 1,73% pada 2019, berarti para nelayan bisa menghasilkan ikan tangkap sebesar 6,59 juta ton.

Untuk produksi budidaya ikan pada 2015, diperkirakan akan meraih target 9,15 juta ton. Jika dengan pertumbuhan sebesar 20,62%, maka pada 2019 ikan hasil budidaya bisa mencapai 17,52 juta ton. Pada 2013, kinerja ekspor perikanan Indonesia menghasilkan nilai tambah ekonomi sebesar US$4.181 juta  dengan komposisi: udang US$1.614 juta, tuna US$764 juta, kepiting dan rajungan US$359 juta, dan ikan lainnya US$857 juta.

Di tahun-tahun berikutnya diharapkan ekspor perikanan makin besar sehingga berkontribusi terhadap pendapatan negara. Pada 2015 ekspor perikanan ditargetkan sebesar US$6.190 juta dan tahun berikutnya US$6.820 juta.

Demi merealisasikan target dan pencapaian kemajuan sektor perikanan tersebut, Indonesia harus mulai fokus ke nilai tambah yang mendukung sumber perikanan nasional. Beberapa upaya yang mesti dilakukan adalah pembangunan infrastruktur, seperti pengadaan akses listrik ke sejumlah daerah nelayan tertentu.

Kemudian pengembangan pola pemasaran ikan dengan sistem rantai dingin, menyediakan sejumlah pesawat terbang kecil yang memungkinkan untuk mengangkat logistik ikan antar-pulau, membuka jaringan pembeli, serta mengadakan asistensi sertifikasi produk untuk skala kecil. Selain itu, untuk memacu daya saing kualitas ikan sebagai hasil nelayan tangkap, kelompok nelayan dan kalangan pengecer ikan di tempat pelelangan ikan perlu diberi subsidi sarana pendingin ikan.

Hingga saat ini, sekitar 80% potensi kekayaan kelautan Indonesia belum terjamah. Potensi maritim Indonesia mampu menghasilkan US$1,2 triliun per tahun dan mampu menyerap 40 juta tenaga kerja. Tak dimungkiri bahwa salah satu kekayaan terbesar laut Indonesia adalah dari sektor perikanan.

Oleh karena itu, pemerintah harus mendorong industri pengolahan di bidang ini agar meningkatkan kontribusi sektor kelautan terhadap ekonomi nasional. Selain itu, pemerintah dituntut untuk memaksimalkan keberadaan Unit Pengelolaan Ikan (UPI) agar bisa menggairahkan pengelolaan ikan di daratan. Menurut Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Gellwynn Jusuf, pada 2013, dari total 627 UPI, baru sekitar 56% yang bisa terpenuhi. Padahal, jika dimaksimalkan, UPI berpotensi menghasilkan 10-15 ton hasil olahan (processing) dan menghasilkan 600-1.200 lapangan pekerjaan baru setiap tahun.

Tak ada yang memungkiri bahwa sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan yang menyimpan potensi perikanan sangat besar. Selain itu, jutaan warga Indonesia menggantungkan kehidupannya dari hasil perikanan. Demikian juga kontribusi perikanan terhadap produk domestik bruto, serta terhadap pemasukan devisa negara dari hasil ekspor selama ini, sungguh tak ternilai besarnya.

Sumber: WE/02/XXVII/2015

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sucipto
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: