Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

INCB: Terdapat 338 Zat Psioaktif Baru Teridentifikasi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Dewan Pengawas Narkotika International (International Narcotics Control Board/INCB) melalui Laporan Tahunan 2014 menyebutkan sebanyak 388 zat psikoaktif baru ("New Psychoactive Substance/NPS") telah teridentifikasi selama 2014 di dunia.

"Jumlah ini 11 persen lebih tinggi dari 348 NPS yang teridentifikasi pada tahun sebelumnya, 2013," kata Anggota INCB Sri Suryawati, Jakarta, Rabu (4/3/2015).

Ia mengatakan maraknya penggunaan NPS di seluruh dunia menggambarkan seriusnya ancaman narkoba yang mengancam kehidupan warga dunia. Selain zat psikoaktif baru, Laporan Tahunan INCB 2014 juga mencatat kenaikan sebesar 68 persen dalam konsumsi global metilfenidat.

Metilfenidat merupakan suatu stimultan yang umumnya digunakan dalam pengobatan pasien gangguan hiperaktivitas dan kurang perhatian ("Attention Deficit Hyperactivity Disorder/ADHD").

Kenaikan itu kemungkinan disebabkan sejumlah faktor antara lain meningkatnya jumlah pasien ADHD, meluasnya kelompok umur masyarakat yang menerima perawatan ADHD dan kurangnya pedoman yang memadai dalam praktik pemasaran metilfenidat, katanya.

Laporan itu menyebutkan 11 persen anak dan remaja berusia 4-17 tahun di Amerika Serikat telah didiagnosis menderita ADHD. Kemudian, di Jerman, jumlah diagnosis ADHD di antara tahun 2006 dan 2011 meningkat sebesar 42 persen pada anak dan remaja berusia di bawah 19 tahun. Ia mengatakan laporan itu menunjukkan metilfenidat atau "methylphenidate" semakin marak disalahgunakan remaja dan orang dewasa muda.

Untuk itu, setiap pemerintah harus mengawasi secara ketat penggunaan obat itu dan pihak medis mendiagnosis secara tepat agar tidak terjadi penyalahgunaan obat. Lebih lanjut Sri mengatakan laporan itu juga menyajikan persoalan regional seperti di Asia, Amerika, Eropa dan Australia.

Ia mengatakan persoalan meluasnya pasar gelap untuk stimultan tipe amfetamin ("amphetamine-type stimulants") dalam penyalahgunaan obat psikotropika dan narkotika yang masih menjadi perhatian di Asia Timur dan Asia Tenggara.

Di Asia Selatan, meningkatnya pembuatan, peredaran, dan penyalahgunaan sabu-sabu serta pengalihan dan penyalahgunaan persediaan farmasi yang mengandung zat narkotika masih menjadi tantangan-tantangan terbesar terkait permasalahan narkoba.

Kemudian, di Asia Barat, lanjutnya, peningkatan berkelanjutan pada penyalahgunaan opiat dan budidaya opium ilegal di Afganistan menimbulkan tantangan besar di wilayah itu. Budidaya tanaman opium di Afganistan pada 2014 meningkat sebesar 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara produksi opium di negara itu meningkat sebesar 17 persen, ujarnya.

Ia juga mengatakan meluasnya pasar untuk zat psikoaktif baru dan relatif tingginya penyalahgunaan narkoba di Australisa dan Selandia Baru merupakan persoalan yang menjadi perhatian. "Ganja masih merupakan zat narkotika yang paling disalahgunakan dan paling banyak diproduksi secara lokal," kata dia.

Ia mengatakan pemerintah di setiap negara harus tetap gencar melakukan berbagai upaya untuk mengurangi penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: