Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Triawan: Jangan Lupakan Pedagang Lama Pasar Santa

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf meminta pedagang-pedagang lama yang berada di Pasar Santa, Kebayoran Baru harus dipertahankan karena merupakan bagian dari sejarah pasar itu.

"Saya sangat tertarik dengan fenomena yang terjadi di Pasar Santa saat ini dengan munculnya beragam industri kreatif dari anak-anak muda. Namun, kita juga jangan melupakan para pedagang yang sudah lama menetap di sini," katanya di Pasar Santa, Jakarta, Minggu (22/3/2015).

Hal tersebut ia sampaikan dalam diskusi "Revitalisasi Pasar Santa" yang dihadiri Dirut PD Pasar Jaya Djangga Lubis dan Direktur Ruang Jakarta (Rujak) Center for Urban Studies Marco Kusumawijaya. Menurut Triawan, untuk kemajuan Pasar Santa tidak hanya memajukan industri kreatifnya, namun juga harus mempertahankan kebutuhan primer dan sekunder yang berada di sini.

"Kami berupaya para pedagang yang misalnya berjualan sembako juga mengalami kemajuan yang sama dengan para pelaku industri kreatif yang biasanya untuk tempat 'nongkrong' anak muda tersebut," katanya.

Ia juga mengatakan, industri kreatif yang terjadi sekarang di Pasar Santa harus tetap dipertahankan karena memberikan kesempatan anak muda untuk berkreasi dan mengembangkan bisnisnya.

"Kami akan cari jalan keluar agar semua pedagang bisa hidup di sini dan saya juga sudah melaporkan ke Pak Jokowi tentang masalah yang terjadi di Pasar Santa," tuturnya.

Sementara itu, Marco Kusumawijaya mengatakan, perkembangan indutri ekonomi kreatif di Pasar Santa dapat menyebabkan proses gentrifikasi karena dapat menyebabkan pendapatan pedagang kelas menengah ke bawah menurun. Ia mengatakan, saat ini mulai ada wacana Pasar Santa hanya sebagai pusat industri kreatif, namun mengabaikan pedagang-pedagang lama yang sudah lama berjualan.

Marco mengharapkan, terjadinya penggabungan antara pedagang ekonomi premier yang berjualan sembilan bahan pokok (sembako) dengan pedagang sekunder atau tersier yang misalnya berjualan hasil olahan makanan atau hasil industri kreatif.

"Yang selama ini terjadi di sini, lantai atas yang diisi oleh pedagang sekunder atau tersier banyak dikunjungi oleh masyarakat, namun lantai bawah yang diisi pedagang sembako terlihat sepi," kata Marco. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: