Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Konsumsi Ikan Nasional Rendah, IKAL 49: Sayang Sekali

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Indonesia menyayangkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi ikan dan olahannya yang masih rendah. Padahal kebutuhan nutrisi dan protein merupakan modal dalam pembentukan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, mandiri dan sejahtera.

"Tingkat konsumsi ikan perlu terus didorong karena ikan tidak hanya sebagai sumber protein tetapi juga mengandung lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik bagi tubuh. Kita ingin SDM Indonesia berkualitas," kata Anggota IKAL 49 Widodo Sigit dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (27/3/2015).

Merujuk pada manfaat yang terkandung dalam ikan serta dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan, Widodo menilai perlu terus dilakukan gerakan untuk menggugah kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan dan olahannya secara terus menerus.

"Generasi cerdas dan sehat tentunya merupakan dambaan setiap keluarga Indonesia. Kita harapkan konsumsi ikan masyarakat Indonesia bisa meningkat dari tahun ke tahun," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, pada 2014 konsumsi ikan nasional hanya mencapai 38 kilogram per kapita per tahun. Sementara Malaysia sudah mencapai 70 kilogram dan Jepang 140 kilogram per kapita per tahun. Oleh karena itu, pada 2019, pemerintah menargetkan konsumsi ikan nasional per kapita per tahun bisa mencapai 50 kilogram.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Fakultas Hukum 1988 (KAGAMA FH88) Jamaslin Purba mengatakan kandungan protein yang besar dalam ikan diharapkan mampu memperbaiki kebutuhan gizi masyarakat Indonesia. Atas harga ikan yang lebih terjangkau dari daging, ia berharap peningkatan konsumsi ikan bisa berpengaruh pada peningkatan kecerdasan masyarakat Indonesia.

"Kami akan mendukung program pemerintah untuk menaikkan konsumsi ikan nasional yang rendah. Selain itu kampanye makan ikan merupakan salah satu upaya mendukung nelayan dan petani untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka," katanya.

Jamaslin merupakan pemprakarsa kampanye "Ayo Makan Ikan" yang juga didukung oleh IKAL 49 dan GMT Property Management. Kampanye tersebut akan diselenggarakan di beberapa lokasi antara lain diawali dari Kantin Kendal, Jalan Kendal Nomor 1 Menteng (26-28 Maret) dan dilanjukan ke Cijantung Mall (29-31 Maret).

Kegiatan kampanye juga akan digelar di Cantya Hotel, Jalan Sisingamangaraja Nomor 21A, Yogyakarta (31 Maret-2 April) dan akan berakhir di Kantin Koperasi Primer Lemhannas RI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat (1-3 April). Menurut Jamaslin, kegiatan itu akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seperti festival hidangan ikan resep khas nusantara dari banyak pedagang makanan olahan ikan disertai dengan pertunjukkan musik tradisional di masing-masing tempat acara.

Danjen Kopassus Doni Munardo menyampaikan dukungannya terhadap pelaksanaan kampenye makan ikan. Menurut dia, kampanye seperti itu merupakan bentuk kepedulian anak bangsa terhadap produk lokal Indonesia, karena semua olahan ikan diproses dengan resep dan bumbu khas Nusantara.

"Tidak hanya mendongkrak konsumsi ikan, tetapi juga cinta produk dalam negeri. Bukan saja potensi ikan nasional yang melimpah, ke depan seharusnya konsumsi ikan juga harus tinggi," katanya.

Doni menilai sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia yang besar harus dapat memberikan kontribusi sebagai sumber pemenuhan protein hewani yang sangat dibutuhkan masyarakat. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: