Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Warga Bengkalis Keluhkan Harga Sembako Semakin Naik

Warta Ekonomi -

WE Online, Bengkalis - Warga Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, mengeluh akibat semakin naiknya harga sembako di daerah itu, karena makin menambah beban hidup bagi warga khususnya yang berprofesi sebagai petani karet.

"Hanya Allah yang tahu penderitaan kami warga desa ini," kata salah seorang petani karet warga Desa Ketam Putih, Saro (38), Selasa (23/6/2015).

Ia mengatakan, hampir semua kebutuhan pokok harganya melonjak jelang Ramadan hingga kini. "Bukan hanya cabai dan bawang saja yang naik, telur ayam, juga naik, bahkan kispray (pengharum) untuk pakaian yang biasa harganya Rp5.000 pun sekarang menjadi Rp6.500 per kotaknya," keluh Saro.

Dijelaskannya, harga karet yang kini hanya Rp4 ribu per kilogram tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

"Terlebih mau menyambut Lebaran bisa jadi harga sembako naik lagi, apalagi kebutuhan seperti tepung, telur dan lainnya semakin meningkat, kami bingung harus minta bantuan siapa terkait perekonomian sekarang, kami hanya bisa merenung nasib saja," katanya.

Sementara itu, bukan hanya masyarakat menengah kebawah saja yang merasakan efek naiknya harga sembako, hal tersebut turut dirasakan oleh kalangan pejabat di lingkup pemerintah Kabupaten Bengkalis.

Untuk itu, Wakil Bupati Bengkalis, Suayatno mengatakan perlu adanya upaya dan ketegasan pemerintah daerah untuk meningkatkan kembali swasembada pangan.

"Dengan harga sembako yang melambung tinggi, seperti cabe merah yang harganya sudah mencapai Rp70 ribu per kilogram. Maka sudah saatnya, masyarakat di Bengkalis menyisihkan waktu luang dengan melakukan aktifitas pertanian, atau perkebunan," kata wakil Bupati Bengkalis, Suayatno di Bengkalis, Senin (22/6).

Ia menjelaskan kebutuhan pokok yang masuk di pulau Bengkalis, hampir keseluruhan berasal dari luar daerah. Dengan jarak tempuh pendistribusian yang sering mengalami kendala, mulai dari kekurangan stok, kemudian terlambat pendistribusian, dan juga kos yang dikeluarkan cukup tinggi.

"Untuk saat ini dibeberapa desa di pulau Bengkalis, aktifitas pertanian dan perkebunannya masih ada. Namun, jumlah atau hasil yang diperoleh tidak cukup untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat kita yang semakin hari semakin bertambah," katanya.

Untuk itu, lanjut Suayatno lagi,sudah saatnya berobah, sektor peningkatan pangan ini perlu digalakkan secara bersama. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: