Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenristek-NU Kerja Sama Kembangkan Teknologi Informasi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jombang - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) bekerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mengembangkan teknologi dengan harapan mampu melahirkan inovator NU demi kesiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Kami ingin himpun warga NU untuk pengembangan teknologi informasi. Kalau bisa nanti mulai ranting, cabang, wilayah sampai pusat, punya data yang terintegrasi," kata Menristek Dikti M Nasir di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (1/8/2015).

Menristek yang ditemui dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan PBNU di Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Jombang itu mengatakan jika data yang ada bisa terintegrasi dengan baik, nantinya akan mudah mengintegrasikan kesiapan NU. Terlebih lagi, tantangan ke depan juga sangat beragam, salah satunya menghadapi era bebas persaingan global MEA.

Ia berharap, dengan kerja sama ini juga melahirkan putra putri terbaik bangsa, terutama dari kalangan NU yang mampu bergerak dalam memajukan riset dan inovasi teknologi di Indonesia. Kerja sama ini, lanjut dia, sangat penting. Sebab, selama ini NU dianggap sebagai kaum tradisional. Padahal, secara jumlah warga NU cukup besar.

Dengan kondisi itu, sudah seharusnya anggapan NU sebagai kaum tradisional dihapus dan kader-kader NU mempunyai keterampilan dalam bidang teknologi dan informasi.

"31 Desember nanti sudah ada pasar bebas ASEAN. Jadi, ini juga untuk meningkatkan kualitas SDM guna menghadapi persaingan global," katanya.

Ia mengatakan sampai saat ini belum banyak warga Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi (sarjana). Saat ini, masih sekitar 30 warga Indonesia yang sudah mengenyam pendidikan tingkat sarjana, sementara sisanya belum.

Jumlah itu, kata dia, masih kurang ideal. Harusnya, jumlah warga Indonesia yang sudah berpendidikan sarjana minimal 50 persen. Dengan demikian, tingkat pengetahuan mereka lebih baik, sehingga diharapkan siap menghadapi kompetisi persaingan bebas.

Ia menargetkan ke depan akan terus meningkatkan jumlah warga Indonesia yang mengenyam pendidikan hingga jenjang sarjana, minimal bertambah sekitar 5 persen. Peningkatan itu akan terus diupayakan hingga mendekati angka ideal 50 persen.

"Dalam kabinet ini nantinya, akan ditingkatkan sampai 35 persen. Caranya dengan teknologi informasi," ujarnya.

Ia meyakini target itu bisa terealisasi dengan baik. Rencana melahirkan para inovator dari NU juga akan bisa terealisasi, mengingat NU mempunyai banyak tenaga terampil dengan pendidikan yang cukup tinggi, mulai doktor sampai profesor.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengaku sangat senang dengan adanya kesepakatan ini. NU juga sangat membutuhkan dukungan dari Kemenristek dan Dikti untuk membangun NU, baik dalam hal riset, teknologi, maupun pendidikan tinggi.

"Ini mimpi saya. NU harus maju dan berperan penting dalam kemajuan teknologi di Indonesia. NU tidak lagi dikenal sebagai kalangan tradisional, namun NU juga bisa menjadi organisasi modern yang melek teknologi dan inovasi," ujar KH Said. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: