"Mereka memiliki banyak karakteristik yang meniru pembangunan Tiongkok. Mungkin ponsel akan memiliki perkembangan yang sangat cepat," kata Chief Financial Officer Jennifer Li selama wawancara di Beijing seperti dikutip dari laman Bloomberg Business di Jakarta, Selasa (8/9/2015).
Pengiriman smartphone di Tiongkok mengalami penurunan sejak enam tahun belakangan. Sementara itu, volume pengiriman smartphone di India meningkat hingga 44 persen pada kuartal kedua. Untuk diketahui, India merupakan pasar smartphone terbesar ketiga di dunia.
Kebijakan Baidu meningkatkan investasinya di kedua negara tersebut dilatari oleh ketatnya persaingan yang dialami perusahaan dengan Alibaba Group Holding maupun dengan Tencent Holdings Ltd.
Lebih lanjut, CEO Baidu Robin Li berjanji akan mengalokasikan dana sebesar US$ 12 miliar untuk menyasar sejumlah lini bisnis, seperti, belanja, taksi, serta jasa pengiriman barang. Tindakan itu diharapkan mampu membantu Baidu di tengah perlambatan ekonomi Tiongkok.
Berdasarkan data yang dikumpulkan Bloomberg, selama dua tahun terakhir Baidu menghabiskan anggaran sebesar AS$ 1 miliar untuk lebih dari 20 investasi.
Adapun, investasi tersebut meliputi Uber Technologies Inc, situs perjalanan Qunar, dan layanan video streaming iQiyi. Saat ini di Tiongkok, Baidu juga melirik sejumlah lini bisnis, di antaranya sektor kesehatan dan pendidikan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Febri Kurnia
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
