APEC Dukung Dua Kerja Sama Usulan Indonesia

WE Online, Jakarta - Negara-negara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia Pacific Economic Cooperation/APEC) mendukung kerja sama pembangunan daerah pedesaan dan penguatan konektivitas, yakni dua hal yang diusulkan Indonesia dalam pertemuan simpulan pejabat tinggi APEC.

Para pejabat tinggi negara anggota APEC telah melakukan pertemuan "Concluding Seniors Officials Meeting" (CSOM) APEC 2015 di Manila, Filipina pada 13--14 November 2015, menurut keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Minggu (15/11/2015).

Dalam pertemuan CSOM itu, Pemerintah Indonesia mendorong kesepakatan APEC untuk kerja sama pembangunan daerah pedesaan dan peningkatan konektivitas yang menjadi salah satu kepentingan nasional Indonesia.

Hasilnya, para anggota ekonomi APEC menyambut baik usulan dimaksud dan berkomitmen untuk menginisiasi program konkret untuk mengatasi masalah konektivitas pasokan dan logistik di daerah-daerah terpencil dan antarpulau.

Selain itu, para anggota ekonomi APEC juga sepakat untuk melaksanakan program pemberdayaan petani dan nelayan kecil, agar memperoleh manfaat langsung dari integrasi ekonomi di kawasan.

Pertemuan CSOM tersebut merupakan pertemuan pembuka dari rangkaian Pertemuan ke-23 para pemimpin ekonomi APEC di Manila pada 18--19 November 2015.

Selaku ketua APEC 2015, Filipina mengusung tema besar "Building Inclusive Economies, Building a Better World" (Membangun Ekonomi Inklusif, Membangun Dunia Yang Lebih Baik).

Adapun prioritas yang ditetapkan untuk APEC 2015, antara lain meningkatkan integrasi ekonomi kawasan, mendukung partisipasi dan integrasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ke dalam pasar regional dan global, berinvestasi pada pembangunan sumber daya manusia, dan membangun komunitas yang tangguh dan berkelanjutan.

APEC merupakan forum kerja sama perdagangan dan investasi di kawasan Asia-Pasifik yang dibentuk pada 1989 dan beranggotakan 21 anggota ekonomi.

Jika digabungkan, anggota APEC memiliki total penduduk sebanyak tiga miliar jiwa, atau lebih dari 50 persen total perdagangan global, dan hampir mencakup 60 persen produk domestik bruto (PDB) dunia. (ant)