Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nama Besar Pixar Jadi Beban 'The Good Dinosaur'

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - "Kamu harus mengatasi rasa takutmu", ucapan tersebut dilontarkan oleh Henry (Jeffrey Wright), kepala keluarga Dinosaurus dari jenis Apatosaurus, kepada sang anak bungsunya Arlo (Raymond Ochoa).

Sebagaimana mudah ditebak hingga akhir film animasi berdurasi 100 menit itu, kisah dalam "The Good Dinosaur" menceritakan mengenai seorang Apatosaurus remaja bernama Arlo yang harus dapat mengatasi rasa takutnya dan menjadi seorang dinosaurus dewasa. Selain dengan ayahnya, Arlo tinggal satu atap dengan sang ibunda Ida (Frances McDormand), serta dua saudara kandung, Buck (Marcus Scribner) dan Libby (Maleah Padilla).

Dalam film itu dituturkan bahwa sang keluarga Apatosaurus itu memiliki dan mengelola pertanian jagung, di mana sang ayahanda Henry merupakan seorang dinosaurus petani yang mumpuni. Setelah ketiga anaknya lahir, masing-masing diberi tugas tersendiri yang terkait dalam mengelola lahan jagung tersebut.

Buck, misalnya, sebagai dinosaurus jantan yang kuat, maka dirinya bertugas membersihkan pepohonan untuk membuka lahan agar bisa ditanami bibit jagung. Sementara Libby, saudara perempuan Buck dan Arlo, diberikan tugas dalam menyirami lahan serta membajak lahan yang telah dibuka oleh Buck.

Sedangkan Arlo, sebagai anak bungsu yang kerap ketakutan (tidak dijelaskan secara detail mengapa Arlo bisa sangat berbeda dengan kedua saudaranya), bertugas memberikan jagung kepada ayam-ayam yang dipelihara keluarga tersebut.

Buck, bersama-sama dengan Libby, selalu berhasil menunaikan tugasnya dengan baik sehingga ayah dan ibu mereka membolehkan mereka menaruh tanda kaki mereka di lumbung keluarga sebagai apresiasi terhadap kerja mereka. Namun Arlo, yang digambarkan kerap menemui banyak kegagalan dalam memberi makan ayam, selalu merasa bersedih atas kegagalannya padahal dirinya juga bertekad menaruh tanda kakinya di lumbung keluarga.

Hingga suatu ketika, Arlo diberikan tugas baru dari sang ayah yaitu menjaga lumbung keluarga yang beberapa kali dimasuki oleh seorang "critter" atau julukan dari mahkluk buas.

"Critter" itu diketahui kerap memasuki lumbung keluarga Apatosaurus guna mencuri persediaan jagung mereka, sehingga dikhawatirkan persediaan jagung untuk melewati musim dingin tidaklah cukup bagi keluarga itu. Maka, Henry menyiapkan perangkap bagi sang pencuri dan menyuruh Arlo untuk menjaga lumbung tersebut setiap saat. Selain itu, sang ayahanda juga menyatakan kepada Arlo bahwa bila dirinya berhasil menghancurkan "critter" itu, maka Arlo akan dapat memberi tanda kakinya di lumbung.

Saat sedang menjaga, Arlo mendapati perangkap itu bekerja dan ada seorang mahkluk yang tertangkap di dalam perangkap. Pelan-pelan (dan dengan ketakutan seperti biasa), Arlo menemukan bahwa mahkluk yang mencuri persediaan jagung keluarga mereka adalah seorang anak kecil yang merupakan manusia purbakala.

Karena tidak tega untuk membunuhnya, Arlo membebaskan anak kecil tersebut. Ketika hal itu diketahui oleh Henry, sang ayah marah dan menyuruh Arlo untuk mereka secara bersama-sama mengejar anak kecil itu. Perburuan itu tidak berhasil, tetapi akibatnya terdapat peristiwa besar yang bila diceritakan di dalam tulisan ini dapat menjadi "spoiler" atau akan tidak lagi mengejutkan bagi mereka yang belum pernah menonton film "The Good Dinosaur".

Cukup untuk diceritakan bahwa kisah selanjutnya adalah mengenai petualangan Arlo yang berhasil bertemu kembali dengan sang anak kecil tadi. Dan bersama-sama mereka menempuh suatu petualangan yang hingga akhirnya Arlo dapat mengatasi seluruh rasa takutnya.

Sebagaimana karya-karya studio animasi Pixar (yang kini digabungkan ke dalam perusahaan Disney) sebelumnya yaitu "Toy Story" (1995), "Up" (2009), dan "Inside Out" (2015), film "The Good Dinosaur" menampilkan sebuah karya animasi yang menceritakan tentang pencapaian dari sebuah harapan. Selain itu, "The Good Dinosaur" juga dinilai sukses dalam menampilkan visual alam bebas mulai dari bentang pegunungan hingga suasana badai yang sangat menakjubkan.

Namun, di luar dari tampilan visual yang luar biasa indah, dalam hal aspek skenario atau pengisahan terlihat dari beberapa aspek "The Good Dinosaur" masih kedodoran dan tidak sebaik karya-karya sebelumnya yang telah disebutkan.

Pixar kerap diketahui mencoba menampilkan sebuah cerita yang unik dalam artian mencoba menampilkan sebuah sosok yang selama ini jarang ditampilkan sebagai sebuah tokoh utama atau elemen yang dominan dalam sebuah film. Seperti "Toy Story" yang berupaya menuturkan sebuah kisah dari sudut pandang sang mainan (yang biasanya dipandang orang dewasa sebagai hanya benda yang menemani anak-anak mereka).

Atau "Up" yang menuturkan sang tokoh utama adalah seorang kakek-kakek gaek bersama-sama dengan seorang pramuka kecil, dalam mewujudkan impian dari almarhumah istri sang kakek. Begitu pula dengan "Inside Out" yang membuka dunia imajinasi baru mengenai apa saja yang terjadi di dalam pikiran seorang manusia (dan dalam kisah itu tokoh utamanya adalah remaja putri).

Dalam "The Good Dinosaur", Pixar juga berusaha untuk menampilkan keunikan dalam diri keluarga Dinosaurus yang mengelola sebuah lahan jagung. Namun, keunikan yang ingin diusung yaitu keluarga Dinasaurus jenis Apatosaurus tidak terasa kentara dan berhasil sehingga keluarga itu mungkin saja dapat digantikan misalnya dengan keluarga gajah, lembu, atau Stegosaurus (jenis dinosaurus lainnya), dan tidak ada perbedaan yang berarti.

Selain itu, kisah seorang remaja yang mengatasi rasa takutnya meskipun merupakan suatu hal yang universal, tetapi telah jarang ditampilkan dan diolah oleh banyak film lainnya, baik itu animasi maupun non-animasi.

Begitu pula dengan humor segar yang mengocok yang kerap ada di berbagai film Pixar lainnya, dalam "The Good Dinosaur" lebih jarang muncul, dan disayangkan karena humor adalah salah satu elemen penting animasi. Masih banyaknya hal yang membuat film "The Good Dinosaur" tidak secemerlang karya Pixar lainnya itu sedikit banyak dengan banyaknya perubahan akibat jangka waktu dalam produksi film tersebut.

Sebagaimana disebutkan dalam ensiklopedia dunia maya Wikipedia, film itu awalnya digagas oleh seorang animator terkemuka Pixar, Bob Peterson dan Peter Sohn, pada tahun 2009. Film itu awalnya ingin diluncurkan pada November 2013, tetapi karena ada bagian dari skenario yang dirasakan tidak pas, maka produksi "The Good Dinosaur" juga terus mengalami penundaan.

Bahkan pada 2013, akibat produksi yang tertunda itu, sang sutradara dan produser dipindahkan ke orang lain. Bahkan, sederet pengisi suara yang awalnya telah bekerja terpaksa dipilih kembali dan banyak susunan pengisi suara yang berbeda dengan awalnya. Belum lagi karena penundaan itu, Pixar juga terpaksa merumahkan 67 pegawainya yang sebelumnya juga ada penutupan Pixar cabang Kanada, dengan 80 pegawai dirumahkan.

Dengan proses produksi yang tidak mantap dan mengalami banyak gangguan, bisa saja hal itu juga berdampak kepada hasil akhir film animasi yang tidak maksimal. Namun demikian, Pixar sendiri diyakini masih memiliki deretan karya animasi lainnya yang diharapkan sama cemerlangnya dengan karya-karya sebelumnya.

Sejumlah film animasi yang bakal dikeluarkan oleh Pixar pada masa mendatang antara lain adalah "Finding Dory" dan "Toy Story 4". (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: