Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dianggap Jual Makanan Biasa, Omzet Kafe Ini Sekarang Ratusan Juta

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Bisnis makanan mie instan dianggap sebagai bisnis "recehan" karena harganya yang terjangkau dan produknya yang mudah didapatkan di mana-mana. Akan tetapi, siapa yang menyangka WhatsUp Cafe bisa menyulap menu warung kopi tersebut menjadi sebuah makanan kafe yang bisa menghasilkan pendapatan bersih hingga Rp400 juta per bulan? Adalah dua pemuda, Ayu Zulia Shafira dan Valentino Ivan, yang menjadi sosok di balik kesuksesan WhatsUp Cafe.

Ditemui tim Warta Ekonomi di Depok beberapa waktu lalu, Ayu Zulia Shafira menjelaskan niat untuk merintis WhatsUp Cafe bermula dari kekagumannya pada pedagang makanan yang ramai dikunjungi pembeli, meski hanya menggunakan gerobak.

"Kepikiran bisnis kuliner gara-gara melihat penjual roti bakar itu ramai banget, walau masih gerobakan. Kemudian kepikiran ingin jual makanan. Apa sih yang anak muda suka banget? Mie instan. Jarang banget kan ada warung kopi yang sepi apalagi di lingkungan kampus?" katanya.

Bekerja sama dengan Valentino Ivan yang merupakan kakak kelas saat kuliah, Ayu merancang WhatsUp Cafe. Soal pendanaan, ia mendapat dukungan dana Rp400 juta dari orang tuanya untuk memulai bisnis kuliner tersebut.

Pada masa awal memulai bisnis, ia sering mendapat cibiran dari orang lain yang mengatakan kalau makanan di kafenya terlalu pasaran. Ia juga dituding menjualan makanan tak sehat karena disinyalir mie instan yang jadi bahan baku makanan di kafenya mengandung zat berbahaya.

"Pada awal mulai kami masih mencari format bisnis yang tepat. Banyak tantangan saat itu, misalnya soal SDM. Ternyata mengatur orang itu tidak mudah. Belum lagi orang-orang yang minta uang karena di sini juga banyak preman, mungkin karena posisi kafe kami ada di pinggir jalan," ujarnya.

Ayu mencoba untuk menjawab tantangan tersebut dengan mengandalkan diri pada kreativitas dan inovasi. Ia mulai berinovasi dengan membuat mie instan bercita rasa internasional. Ditegaskan, ia berusaha menaikkelaskan makanan ala anak kos itu menjadi sajian bercitarasa mancanegara. Ia menambahkan pihaknya berkomitmen untuk memakai bumbu olahan sendiri demi mengatasi risiko kesehatan.

"Kami mulai menawarkan mie instan khas Timur Tengah, mie instan rasa Italia, hingga mie instan rasa Asia. Negara Prancis apa sih makanan khas di sana? Cocok atau tidak kalau digabung sama mie instan? Kita inovasi buat mie instan ala makanan khas negara mana. Selain itu, kita di sini memakai bumbu sendiri. Mungkin mienya berbahaya, tapi bumbu pabriknya jauh lebih berbahaya. Kita juga mengurangi risiko itu," tegasnya.

Bisnis Menggurita

Pengusaha muda lulusan Universitas Bina Nusantara ini menyampaikan banyak pengunjung yang tertarik dengan mie instan olahan kafenya. Ia mengatakan bahwa pada tiga bulan awal WhatsUp Cafe sudah mencatat pendapatan hingga Rp250 juta per biulan. Ia mengatakan bahwa sejak berdiri pada Mei 2015 pendapatan kafenya terus tumbuh sekitar 25 persen tiap bulan.

Kesuksesan WhatsUp Cafe di Margonda, Depok, membuat dirinya memutuskan untuk melebarkan sayap ke kota lain. Ia melakukan ekspansi dengan membuka gerai WhatsUp Cafe di Tangerang, tepatnya di kawasan Pasar Lama Tangerang.

"Melihat perkembangan kafe di Margonda selama ini kami jadi tertarik ekspansi dan ingin memperkenalkan gaya baru menikmati makan mie instan ala WhatsUp Cafe ke anak muda di Tangerang," katanya.

Ayu memilih Tangerang untuk ekpansi karena dirinya melihat potensi bisnis di kota Tangerang yang sangat menjajikan. Selain itu, ia juga mengungkapkan anak muda yang ada Tangerang punya rasa ingin tahu yang lebih akan hal baru.

"Kami melihat Tangerang cocok untuk bisnis Whatsup Cafe," pungkasnya.

Dalam membuka gerai di Tangerang, Ayu mengeluarkan modal sebesar Rp800 juta. Sejak itu pendapatan bersih Whatsup Cafe naik jadi sekitar Rp 400 juta per bulan. Ia menambahkan Whatsup Cafe juga akan kembali ekspansi dengan membuka gerai di Jakarta.

"Rencananya, tahun 2016 kita akan bukan gerai lagi di Jakarta. Mungkin awal tahun sudah diresmikan dan itu modal awalnya sekitar Rp1,5 miliar," terangnya.

Menangkan Harimu

Valentino Ivan mengatakan kesuksesan bisnis yang ia raih bersama Ayu adalah hasil kerja keras. Ia mengingatkan bahwa saat memulai usaha dirinya kerap menemui tantangan dan rintangan, tapi berusaha untuk terus bersikap tekun dan tak gampang menyerah.

"Dalam usaha itu pasti ada sakit-sakitnya dulu kemudian kalau kita tetap tekun pasti akhirnya akan baik," tegasnya.

Ia menegaskan bahwa seorang pemuda yang memulai bisnis harus punya mental tangguh dan tak gampang menyerah dalam setiap menemui rintangan dan tantangan. Ia menambahkan sikap kreatif juga sangat diperlukan.

"Dasar pertama kalau mau bisnis itu adalah harus punya mental yang tangguh. Cara berpikir entrepreneur yang beda. Jadi, kalau mau bisnis apapun, yang pertama jangan gampang menyerah. Mental harus kuat, percaya diri, dan kreativitas jangan berhenti," paparnya.

Selaras dengan yang disampaikan Kak Ivan sapaan akrabnya, Direktur Tempo Scan Aviaska D Respati mengatakan sikap pantang menyerah sangat diperlukan karena bakal mengantarkan pada kesuksesan. Ia meyakini pemuda Indonesia pasti mampu mengatasi setiap rintangan dan memperjuangkan kehidupan yang lebih baik.

"Kepada anak muda sebagai motor penggerak perubahan, terus maju mewujudkan cita-citanya, pantang menyerah menghadapi tantangan dengan semangat merah putih yang selalu ada di hati dan pikiran," katanya dalam peluncuran Gerakan Menangkan Harimu di Jakarta, pertengahan Desember.

Ia menegaskan produk unggulan Tempo Scan, Bodrex, merupakan hasil kerja keras dan inovasi tanpa henti selama 45 tahun. Ia pun mengajak pemuda Indonesia untuk turut aktif dalam gerakan Bodrex 45 Tahun Menangkan Harimu.

"Kami mengajak seluruh anak muda untuk berpartisipasi, berbagi inspirasi positif, dan bersama-sama meraih kesuksesan. Ke depannya, semoga Gerakan #Menangkanharimu dapat menggema ke setiap pelosok negeri agar kita bisa saling menginspirasi dalam berjuang memenangkan hari," harapnya.

Sementara itu, Content Creator dan Artis Vidgram Benazio Putra turut mengajak generasi muda Indonesia untuk maju dan berani menyuarakan apa yang diimpikan.

"Sebagai agen perubahan, kita harus menunjukkan prestasi atas berbagai keahlian yang kita miliki. Be creative, jangan pernah menyerah, jangan takut untuk mencoba hal yang baru selama itu positif, dan terus jalani apa yang kamu perjuangkan demi menangkan harimu," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: