Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Petrokimia: Tidak Pernah Terjadi Kelangkaan Pupuk Berubsidi

Warta Ekonomi -

WE Online, Mataram - Manager Humas PT Petrokimia Gresik Yusuf Wibisono mengatakan sebenarnya tidak pernah terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi seperti yang dikeluhkan oleh para petani setiap menjelang musim tanam.

"Pupuk bersubsidi tersedia dalam volume yang cukup di gudang dan di kios-kios resmi, namun alokasinya terbatas dan sering terjadi petani yang membeli pupuk tidak masuk dalam rencana depinitif kebutuhan kelompok (RDKK)," katanya saat berada di Mataram, NTB, Minggu (27/12/2015).

Ia mengatakan para penyalur di kios-kios resmi tidak akan berani menjual pupuk kepada petani yang tidak tercantum namanya di dalam RDKK.

Persoalan lain, menurut Yusuf, adalah sering terjadi kelambatan penyampaian peraturan gubernur dan peraturan bupati yang menjadi dasar alokasi penyaluran pupuk.

"Sebenarnya pupuk bersubsidi tersedia dalam volume yang cukup setiap menjelang musim tanam, namun kami sebagai produsen dan penyalur tidak berani mendistribusikan tanpa ada dasar hukum, seperti peraturan gubernur dan peraturan bupati," katanya.

Dia mengakui cukup banyak permasalahan yang dihadapi dalam penyaluran pupuk bersubsidi, seperti pada tahun 2015, pada Desember sudah mulai turun hujan, petani mulai menanam padi dan membutuhkan pupuk, namun masih ada kelompok tani yang belum menyusun RDKK.

Persoalan lain yang sering dihadapi adalah terjadi pergeseran musim yang mempengaruhi jadwal musim tanam, karena mayoritas lahan merupakan lahan tadah hujan, hal ini berpengaruh terhadap turunnya penyerapan bersubsidi akibat musim hujan yang mengalami keterlambatan.

Selain itu, kata Yusuf, adanya petani yang menggarap lahan pertanian dari area eks hutan yang belum diperhitungkan dengan areal konsumsi pupuk.

Menurut dia belum semua petani menerapkan pemupukan berimbang dan masih memupuk berdasarkan kebiasaan yang terkadang cenderung berlebihan juga menimbulkan permasalahan dalam penyaluran pupuk.

"Masalah lain yang sering dihadapi dalam penyaluran pupuk bersubsidi adalah masih ada petani yang belum terdaftar dalam kelompok tani, sehingga tidak memiliki RDKK, namun mereka tetap membutuhkan pupuk," katanya.

Karena itu, menurut Yusuf, upaya antisipasi yang telah dilaksanakan Petrokima Gresik, antara lain menyediakan stok di gudang-gudang atau "buffer stok" untuk tiga minggu sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag).

Di samping itu, kata dia, pihaknya mendorong dan memonitor penyaluran RDKK oleh kelompok tani dan penerbitan pergub/perbup oleh pemerintah daerah.

Yusuf mengatakan untuk daerah yang belum memiliki pergub/perbup, pihaknya tetap melaksanakan penyaluran pupuk berdasarkan penyaluran tahun lalu.

"Kami juga memantau ketersediaan dan mengawasi penyaluran pupuk bersubsidi di distributor dan kios-kios oleh sales supervisor bekerja sama dengan instansi terkait di daerah," kata Yusuf.

Upaya pencegahan penyelewengan pupuk bersubsidi, menurut Yusuf, dilakukan dengan pemberian "bag code" untuk kepentingan penyelusuran atas kualitas produk dan identifikasi asal produk.

Selain itu, katanya, juga dilakukan pewarnaan pada pupuk subsidi (warna pink pada Urea dan orange pada ZA) dan pemasangan stiker pada truk pengangkut pupuk bersubsidi.

Sementara itu Perwakilan Petrokimia Gresik di NTB Nanang Agus R mengatakan realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di daerah ini hingga 22 Desember 2015 belum mencapai 100 persen.

Menurut dia untuk pupuk Urea dari penugasan sebanyak 145.000 ton terealisasi 140.150 ton, ZA dari 17.000 ton terealisasi 14.425 ton, SP-36 dari 17.002 ton terealisasi 15.312 ton, NPK dari 46.499 ton teralisasi 38.535 ton dan pupuk organik dari 21.403 ton teralisasi 12.463 ton. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: